Generasi Muda Dinilai Perlu Tahu Perjuangan Perempuan dalam Sejarah Bangsa

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Generasi muda dinilai harus didorong untuk mengingat dan menghormati perjuangan perempuan yang telah berjasa bagi negara dan negara. Hal itu terungkap pada peluncuran Buku Kedua Pejuang Perempuan ’45 dan Pemimpin Pembangunan Nasional, di Gedung Nusantara IV, Pusat Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 6 Agustus 2024.

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa selebriti Tanah Air. Pembukaan pencetakan lontar ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya sukses digelar pada tahun 2016 di Gedung Joeng, Jakarta.

Lembaga ini tidak hanya menjadi tanda penghormatan, namun juga menjadi pengingat akan pentingnya peran perempuan dalam sejarah dan masa depan Indonesia.

Meutia Farida Hatta, Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia periode 2004-2009, dalam sambutannya mengatakan, penting untuk mengingat dan menghormati perjuangan perempuan yang telah banyak berjasa bagi negara dan negara.

“Penghargaan ini tidak hanya bersifat simbolis tetapi juga menjadi pengingat bagi generasi muda akan nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang harus terus berlanjut,” kata Meutia.

Melanie Leimena Suharli, Ketua Umum Asosiasi Pejuang Perempuan ’45, yang juga anggota GDR dari faksi demokratis, menegaskan bahwa penghargaan ini juga merupakan pengingat akan tanggung jawab untuk terus memperjuangkan hak dan kesejahteraan. keberadaan wanita. Indonesia.

“Kita harus terus mencapai kemajuan dan memastikan perempuan mempunyai kesempatan yang sama di berbagai sektor,” ujarnya.

Kepala Museum Sejarah Jakarta Esti Utami mengatakan, museum berperan penting dalam melestarikan sejarah perjuangan perempuan Indonesia.

“Dengan adanya cetakan telapak tangan ini, kami berharap dapat mengajak pengunjung untuk mengetahui dan mengapresiasi peran perempuan dalam sejarah negara,” kata Estey.

Ketua Umum Kovani Givo Rubianto Viyogo menegaskan, kontribusi perempuan tidak hanya terbatas pada masa perjuangan kemerdekaan, tetapi juga dalam berbagai aspek pembangunan nasional.

“Perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuan dan dedikasinya di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa peran mereka sangat penting dan diakui,” kata Givo.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Putri Kus Visnu Vardani menekankan pentingnya acara tersebut sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda.

“Kami berharap generasi muda melihat keteladanan para pahlawan perempuan ini dan terinspirasi untuk berkontribusi bagi negara dan negara,” kata Putri.

Devi Moti Pramono, pendiri dan mantan Ketua Umum IWAPI dan Hana Hasana Fadel Muhammad, pengusaha dan mantan anggota DPD pun mengungkapkan rasa bangganya atas pengakuan yang diberikan kepada perempuan yang sangat luar biasa.

“Penghargaan ini menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi perempuan Indonesia diakui dan diapresiasi,” kata Devi.

Menteri Kekuatan Perempuan Indonesia tahun 2004-2009 Meutia Farida Hatta, Ketua Museum Sejarah Jakarta Esti Utami, Ketua Umum Kongres Perempuan Indonesia (Kovani) Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum Persatuan Pejuang Wanita ( PWP) hadir. ) ’45 yang juga anggota PRB dari Divisi Demokrat, Melanie Leimena Suharli.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Putri Kus Wisnu Wardani, Pendiri dan Wakil Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Devi Moti Pramono, Pengusaha dan Anggota DPD (2009-2019) Hana Hasana Fadel Mohamed.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours