Guitar Quartet 4.13 harumkan nama bangsa di negeri Sakura

Estimated read time 3 min read

Tokyo (ANTARA) – Grup kuartet 4.13 Guitar Quartet asal Jakarta berhasil mengharumkan nama Indonesia di Jepang dengan meraih dua penghargaan, yakni Winner Award dan Harumi Award pada Japan International Guitar Ensemble Festival ke-36 di Tokyo.

Grup beranggotakan Ricky Oktariza Hermansyah, Ryan Gredy Aprianno, Jefri CD Simangunsong dan Fajar Apriadi berhasil merebut hati para juri dengan membawakan lagu Bali “Janger” dan “A Furiosa” karya Paul Bellinati.

Saat dihubungi Antara di Tokyo, Senin, Ricky mengatakan penghargaan tersebut merupakan pengakuan yang sangat berharga atas karya mereka.

“Ketika mengapresiasi karya sendiri, seperti yang terjadi di luar Jepang, ternyata mereka lebih mengapresiasi musisi, terutama yang mengedepankan kearifan lokal,” ujarnya.

Rombongan lulusan Universitas Negeri Jakarta ini mengungguli lima peserta lainnya dari Jepang yang awalnya dinilai lebih mumpuni dibandingkan musisi asal Indonesia, baik dari segi teknik maupun budaya gitar klasik.

Namun 4.13 dengan persiapan singkat maksimal dua hingga tiga bulan mampu menghadirkan karya segar di urutan akhir kompetisi.

Menurut juri, kedua repertoar tersebut mewakili paket musik dan budaya lokal yang utuh.

“Tekniknya ada, musikalitasnya ada, keseimbangannya, kalau bicara grup, bukan individu, tapi secara umum juga oke, dinamikanya, produksi melodinya, mereka sangat mengapresiasi penampilan kami,” kata Ricky.

Ricky mengatakan, pemilihan lagu “Janger” dengan aransemen sendiri bukan tanpa alasan. Selain waktu persiapan yang terbatas, tenaga yang terpancar dari setiap petikan gitarnya pun berbeda dengan lagu daerah lain di Indonesia.

Ia mengatakan, penataan yang dilakukan sejak 2018 itu telah berkembang hingga saat ini.

Untuk menyampaikan padatnya suasana Pulau Dewat, grup ini juga menampilkan alat musik tradisional Bali ceng-ceng yang dipadukan pada senar pertama dan ketiga gitar.

“Saya menambahkan timbre atau warna suara pada gitar dan bagaimana pendekatan idiom gamelan dari segi instrumentasinya,” kata Ricky.

Keempatnya juga mengenakan kain khas Bali beserta udeng, ikat kepala khas Bali.

“Kita semua tidak ada yang orang Bali, yang bisa kita tingkatkan adalah kita sering mendengarkan gamelan Bali dan karya ini banyak didengarkan oleh para seniman Bali. Kita perlu mendalami bagaimana pendekatan musik gamelan Bali dari segi ruang lingkupnya, energinya, daya tariknya. semangat,” katanya.

Karya ini juga membawa grup ini menduduki peringkat pertama di Malaysia dan Vietnam pada tahun 2023 dan memimpin 4.13 bertemu pemain mandolin Jepang Mai Hayashi dan berkompetisi di ajang serupa di Tokyo.

“Kami mengetahui acara ini karena kami dihubungi oleh Mai Hayashi, pemain mandolin dari Jepang yang menjadi juri Saigon Guitar Festival tahun lalu di Ho Chi Minh City Conservatory of Music 2023. Dia memberi tahu kami bahwa awal tahun akan sekitar bulan Januari , “katanya.

Selama lima bulan itu, Ricky mengaku beberapa kali mengajukan usulan untuk mendapatkan dukungan dari berbagai instansi pemerintah, namun tidak ada satupun yang ditanggapi. Namun, rombongan tetap mengikuti kompetisi dengan biaya pribadi.

Kedepannya 4.13 Guitar Quartet bertujuan untuk memasuki kancah internasional dengan mengikuti kompetisi di Eropa dan Amerika, seperti Guitar Foundation of America (GFA) Classical Guitar Competition.

Meski demikian, Ricky mengatakan, yang tak kalah penting adalah bisa lebih dikenal di negaranya, sebab para pecinta musik klasik masih tersegmentasi dengan menciptakan album-album yang bisa diwariskan kepada generasi mendatang.

“Tentunya kami membutuhkan dukungan moril dan material. “Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih diapresiasi di negara kita,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours