Gunung Bromo Diselimuti Salju, Suhu Udara Tembus 9 Derajat Celsius

Estimated read time 2 min read

MALANG – Gunung Bromo saat ini masih tertutup salju. Padahal, kejadian ini jarang terjadi dan bisa menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi bersama keluarga.

Munculnya salju atau fenomena embun Upa di Gunung Bromo disebabkan oleh hembusan angin muson timur dari benua Australia yang membuat suhu udara di Gunung Bromo menjadi sangat dingin.

Bahkan terkadang suhu udara di TNBTS mencapai 5-9 derajat Celcius. Inilah yang dikatakan sebagai embun atau embun beku yang mirip dengan salju.

Fenomena embun Upa hanya terjadi pada pagi hari atau menjelang matahari terbit sempurna. Embun menghilang saat matahari mulai terbit.

Fenomena embun upas ini diperkirakan akan lebih mudah dideteksi hingga Agustus mendatang karena saat ini belum merupakan puncak musim kemarau.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca kemungkinan akan menjadi lebih dingin akibat penurunan suhu yang tajam.

Wisata Gunung Bromo merupakan kawasan di dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang dikelola oleh TNBTS Centre. Pintu masuk ke tempat wisata ini ada empat, yaitu pintu masuk di Coban Trisula, Kabupaten Malang, satu lagi di Tosari, Wonokitri, Kabupaten Pasuruan. Kemudian ketiga di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo dan melalui Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Selama ini, kata Septi, fenomena dagg upas tidak hanya ditemukan di kawasan Gunung Bromo, termasuk sabana dan lautan pasir, tetapi juga di kawasan sekitar Gunung Semeru, termasuk Ranupani dan Ranu Kumbolo. Pasalnya, kawasan ini berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut.

“Tidak hanya di Bromo, tapi juga di sekitar Ranupani, Ranu Kumbolo, dan di daerah yang sangat dingin yang berada dalam kawasan TNBTS, hingga embun atau lapisan es yang timbul dari embun beku sangat dingin,” kata Kepala (Kepala TU) TNBTS. Pusat Septi Eka Wardhani.

Fenomena ini berdampak negatif terhadap flora tanaman. Pasalnya, salju yang menutupi tanaman di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan menyebabkan tanaman mengering dan mati.

Septi Eka Wardhani mengakui, embun beku atau embun tersebut sebagian mempengaruhi vegetasi di kawasan taman nasional.

“Dampaknya besar terhadap sebagian vegetasi di sekitar lokasi upasdag. Daun dan tanaman bisa mengering karena terkena dinginnya es dari upasdag,” kata Septi Eka Wardhani.

“Karena jika terjadi embun tepung maka dapat menyebabkan kematian pada tanaman yang terserang embun tepung,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours