Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Jakarta: Integrasi Islam-Sains Jadi Pilar Kemajuan Peradaban Indonesia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Andi Faisal Bakti optimistis Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam akan menjadi bangsa yang berkeadaban tinggi di masa depan. Agar hal ini terjadi, menurut Prof. Andi, nilai-nilai Islam harus diintegrasikan ke dalam ilmu pengetahuan modern.

Pandangan Profesor Andy tersebut disampaikannya saat menjadi keynote speaker pada seminar internasional “Peran Dakwah dan Sains Modern di Masa Depan Islam: Pelajaran dari Turki, Indonesia dan Malaysia di UIN Syarif Hidayatullah”, Jakarta, Kamis (2009). /2024).

Turut berbicara dalam seminar tersebut adalah Duta Besar Turki untuk Indonesia Profesor Talip Küçükcan, Presiden Hayrat Foundation Indonesia Celal Akar dan Perwakilan Turki Hayrat Foundation di Malaysia Mohd Syafiq Md Shafii.

Profesor Andy menjelaskan, banyak sekali ilmu yang bisa diintegrasikan ke dalam ajaran Islam seperti hukum, pendidikan, ekonomi, psikologi, politik, dan komunikasi. Model integrasi keilmuan juga telah diterapkan oleh UIN Syarif Hidayatullah dalam beberapa tahun terakhir.

Pengetahuan yang dihasilkan dengan cara ini lebih holistik karena didasarkan pada pendekatan interdisipliner.

“Integrasi Islam dan ilmu pengetahuan di Indonesia merupakan bagian dari langkah aktif untuk mengatasi tantangan era modern. Diperlukan sinergi yang baik antara pemerintah, akademisi, ulama, dan masyarakat,” ujar Profesor Andy yang menyampaikan pemaparan bertajuk Menjembatani GAP: Komunikasi Strategis Ilmu Pengetahuan dan Integrasi Islam di Indonesia.

Dengan mengintegrasikan Islam dan ilmu komunikasi, Direktur Departemen Komunikasi dan Pembangunan Berkelanjutan UNESCO ini menegaskan, Indonesia bisa menjadi masyarakat sipil di masa depan. Dengan mengintegrasikan ilmu tersebut, komunikasi tidak hanya dipelajari dari sudut pandang informasi (tabligh), tetapi juga menjadi alat perubahan sosial (taghir) melalui pemanfaatan dan modifikasi teknologi (tankir).

“Jelas integrasi Islam dan sains bersifat konstruktif, tidak dangkal, dan memiliki landasan filosofis yang kuat dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi, sehingga mengedepankan metodologi yang lebih kuat,” ujarnya.

Profesor Andy menekankan, komunikasi yang efektif sangat penting untuk menyelaraskan prinsip-prinsip Islam dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern agar dapat hidup berdampingan secara harmonis. Islam juga selalu mendukung kemajuan dari waktu ke waktu, mendorong umatnya untuk merangkul ilmu pengetahuan dan inovasi.

Ia menambahkan, dengan mengedepankan komunikasi strategis, Indonesia dapat menjadi contoh dalam mengintegrasikan keyakinan agama dengan penelitian ilmiah, yang pada akhirnya memperkaya kedua bidang tersebut dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih harmonis.

“Pendekatan ini tidak hanya memperdalam pemahaman nilai-nilai Islam, tetapi juga meningkatkan kapasitas komunitas Muslim untuk terlibat dalam perubahan global,” ujarnya.

Duta Besar Turki untuk Indonesia, Profesor Talip Küçükcan, juga mengapresiasi agar umat Islam dapat memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat dengan baik. Menurut Profesor Talip, Islam akan selalu mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman karena dijamin oleh Allah. Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk berpikir guna menciptakan masa depan Islam yang lebih kuat dan selaras dengan era modern, jelasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours