Hadapi China, AS Kerahkan Jet Tempur Siluman F-35C dan Kapal Induk ke Jepang

Estimated read time 2 min read

TOKYO – Amerika Serikat (AS) mengumumkan jet tempur siluman F-35C dan kapal induk USS George Washington akan dikerahkan ke Jepang. Pengerahan aset tempur harus menghadapi militer Tiongkok yang semakin agresif di wilayah tersebut.

Mengutip keterangan Angkatan Laut AS, Selasa (16/7/2024), F-35C Lightning II dari Skuadron Strike Fighter ke-147 akan menggantikan F/A-18 Super Hornet dari Skuadron Strike Fighter ke-115.

Selain itu, TNI AL juga mengerahkan pesawat angkut C-2A bersama Skuadron Logistik ke-30 Armada Greyhound.

Peningkatan jet tempur Angkatan Laut AS di Jepang mengikuti langkah serupa yang diumumkan pada tanggal 4 Juli oleh Angkatan Udara AS untuk menempatkan 48 pesawat tempur F-35A Lightning II di Pangkalan Angkatan Udara Misawa.

Dua skuadron Angkatan Laut AS akan bergabung dengan Carrier Air Wing 5 di Pangkalan Udara Korps Marinir (MCAS) Iwakuni.

Angkatan Laut tidak memberikan jadwal kedatangan pesawat tersebut di Jepang. Namun, pesawat tersebut akan beroperasi dari kapal induk USS George Washington di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka – menggantikan kapal induk USS Ronald Reagan.

Ronald Reagan kembali ke Bremerton, Washington, setelah sembilan tahun di Yokosuka.

Keputusan Angkatan Laut AS untuk meningkatkan pesawat tempur dan angkutnya ditujukan untuk menghadapi ancaman modern dan meningkatkan efisiensi operasional.

F-35C Lightning II, yang disebut sebagai jet tempur tercanggih Angkatan Laut, memainkan peran penting dalam upaya ini.

Menurut Angkatan Laut, F-35C adalah landasan superioritas udara, menyediakan pesawat generasi kelima andalan, multi-peran, yang mendukung proyeksi kekuatan dan kemampuan pencegahan Amerika.

Mengingat meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok di Pasifik Barat, jet tempur canggih ini sangat penting untuk menjalankan misi yang mengharuskan memasuki wilayah musuh.

Seperti diketahui, China terlibat sengketa kawasan Laut China Timur dengan Jepang. Tiongkok juga terlibat sengketa wilayah di Laut Cina Selatan dengan Filipina.

Pentagon sedang mengembangkan strategi baru untuk menghadapi tantangan di Laut Cina Selatan dan Timur yang luas, di mana pangkalan udara AS dan sekutunya rentan terhadap potensi serangan Tiongkok.

Rencananya adalah untuk mengatasi kendala ini dengan mengirimkan F-35C untuk serangan jarak jauh yang dapat menjangkau ribuan mil.

Misi-misi ini termasuk kembali dengan selamat ke dek kapal induk, menavigasi pertahanan udara musuh, dan menggunakan Joint Offensive Weapon (JSOV), sebuah bom luncur, terhadap sasaran musuh.

Dibandingkan dengan F-35B, F-35C memiliki ruang senjata yang lebih besar dan kapasitas bahan bakar tambahan sebesar 7.000 pon, serta dapat membawa amunisi yang lebih berat, termasuk bom luncur JSOV seberat 2.000 pon.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours