Hadiri FGD Kemenperin, Jababeka Cerita Tantangan dan Progres Dekarbonisasi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Jababeka Infrastruktur mengikuti focus group Discussion (FGD) analisis peluang dan tantangan terkait pembentukan Net Zero Industrial Park (NZIP) yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta. Dalam forum diskusi kali ini, anak perusahaan PT Jababeka Tbk berbicara mengenai kemajuan dekarbonisasi kawasan industri Jababeka.

Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara yang membahas berbagai topik terkait pengembangan kawasan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemaparan pertama disampaikan oleh Andriah Feby Misna, Direktur Berbagai Sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Ia membahas pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (PLT EBT) dalam program Rebid. Tantangan utama dalam pengembangan ini adalah integrasi program Rebid dengan program Kawasan Industri (SI) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) nasional. Hal ini mencakup sinkronisasi program dukungan kawasan industri dan implementasi fasilitas terkait di kawasan tersebut. 

Materi kedua disampaikan oleh M. Denny Fardhan, Perwakilan UNIDO di Jakarta, Timor Timur dan Urusan ASEAN. Topik pembahasannya adalah Eco-industrial Park: konsep, kemajuan, peluang dan tantangan. Denny memaparkan beberapa indikator kunci menuju Eco-Industrial Parks 2.0.

Termasuk pengelolaan dan pemantauan, berfungsinya sistem manajemen energi (EMS/EnMS). Juga sistem pengukuran dan pemantauan energi untuk mengidentifikasi peluang efisiensi energi di tingkat regional dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.

Sementara itu, Regi Risman Sandi, Manajer Infrastruktur Publik Jababeka Infrastruktur dan Ketua Satgas NZICC, mengatakan Jababeka sudah bergerak menuju Eco-Industrial Park 2.0. Menurut dia, indikator utama efisiensi pengelolaan kawasan, kinerja lingkungan, kinerja sosial, dan kinerja ekonomi sudah ada di Kawasan Industri Jababeka. Dalam hal pengelolaan kawasan, Kawasan Industri Jababeka memiliki peraturan properti yang komprehensif dengan bagian khusus mengenai penegakannya.

Dari segi kinerja lingkungan, Jababeka cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan adanya penghargaan unik “Proper Hijau” yang diberikan tahun lalu untuk kategori kawasan industri.

“Dari sisi kinerja perekonomian, Jababeka menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah, terutama melalui keberadaan President University, universitas yang selalu bekerjasama dengan PT Jababeka Tbk untuk mengembangkan talenta lokal agar dapat diserap oleh industri,” kata Regi dalam siaran persnya. dikatakan. rilis, Rabu (18/09/2024). 

Dari sisi kinerja sosial, Jababeka memiliki program CSR yang cukup efektif bernama JABAT (Jababeka Ramah) yang mencakup bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Di Jababeka juga terdapat NZICC yang merupakan komunitas dua arah, sehingga kegiatan industri hijau tidak hanya dipimpin oleh Jababeka sebagai pengelola kawasan, tetapi juga oleh para penyewanya,” lanjutnya.

Menurut Regie, penting bagi kita untuk mengikuti perkembangan zaman. Menjelajahi arah gerakan industri hijau dan mengadopsi perkembangan dan teknologi terkini untuk mencapai konsep eko-industri.

Ini juga merupakan salah satu tujuan utama yang ingin diaktifkan oleh NZICC. Selain Jababeka dan para penyewanya, NZICC juga akan berupaya untuk secara aktif menarik kemitraan eksternal untuk menciptakan pertukaran nilai, setidaknya di tiga kategori kemitraan.

Pertama, politik dan pengetahuan. Untuk selalu mengetahui kebijakan dan tren terkini dalam industri hijau.

Kedua, solusi dan teknologi. Terus memperbarui dan meningkatkan teknologi dan solusi untuk industri hijau di Jababeka. Untuk proyek internal dan penyewa.

Ketiga, investasi dan pembiayaan. Terus menggalang dana untuk berkolaborasi dalam pengembangan proyek hijau di wilayah Jababeka.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours