Hamas Tolak Usulan Biden Jika Tanpa Penarikan Pasukan Israel dari Gaza

Estimated read time 2 min read

GAZA – Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh secara mendasar menolak usulan gencatan senjata di Gaza yang diungkapkan Presiden AS Joe Biden pekan lalu.

Hamas terus menuntut penarikan seluruh pasukan Israel dari wilayah Palestina sebagai syarat rencana untuk mengakhiri pertempuran.

Haniyeh mengatakan pada Rabu (6 Mei 2024) bahwa Hamas akan bersikeras untuk mengakhiri konflik mematikan tersebut secara permanen, berbeda dengan pendekatan bertahap yang diusulkan dalam rencana yang diumumkan Biden pekan lalu.

Dia mengatakan bahwa gerakan perlawanan dan faksi akan menanggapi secara serius dan positif setiap kesepakatan yang didasarkan pada penghentian total agresi dan pemulangan penuh serta pertukaran tahanan.

Seorang pejabat senior Hamas mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa komentar Haniyeh dapat dilihat sebagai tanggapan kelompok tersebut terhadap proposal gencatan senjata yang didukung oleh Biden.

Rencana Biden tampaknya terancam. Meski kabarnya diusulkan oleh pemerintah Zionis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahannya tidak akan berkompromi dengan tujuan perang, termasuk penghancuran Hamas.

Dua anggota kabinet Netanyahu mengancam akan mengundurkan diri jika Israel menyetujui gencatan senjata, yang dapat menyebabkan runtuhnya koalisi pemerintahannya.

Proposal yang terdiri dari tiga bagian itu menyerukan gencatan senjata selama enam minggu dan penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk di Jalur Gaza.

Usulan tersebut mencakup peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung, serta pertukaran beberapa sandera Hamas dengan warga Palestina yang ditahan di Israel.

Pada akhirnya, hal ini akan berujung pada berakhirnya pertempuran secara permanen dan rencana untuk membangun kembali Gaza.

“Ini benar-benar momen yang menentukan,” kata Biden ketika dia mengusulkan rencana tersebut pada hari Jumat. Hamas mengatakan mereka menginginkan gencatan senjata, ini adalah kesempatan mereka untuk membuktikannya.

Biden telah berulang kali mengklaim bahwa Israel dan Hamas hampir mencapai perjanjian gencatan senjata sementara.

Misalnya, pada bulan Februari ia mengatakan pemerintahan Netanyahu telah setuju untuk menghentikan permusuhan pada 10 Maret, awal Ramadhan.

Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Biden mengumumkan proposal terbaru tersebut tanpa memberi tahu para pemimpin Israel dengan sengaja untuk mencegah Netanyahu meninggalkan jabatannya.

Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Kamis lalu, 40 orang dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di sebuah sekolah PBB. Israel membantai warga Palestina di Jalur Gaza dengan senjata yang dipasok AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours