Hampir 1.000 warga Rohingya ditahan di penjara Bangladesh sejak 2017

Estimated read time 2 min read

Dhaka (ANTARA) – Sebanyak 994 pengungsi Rohingya di Bangladesh ditahan sejak 2017, kata Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan, Rabu (12/06).

Khan mengatakan kepada parlemen Bangladesh bahwa individu dan lembaga yang diyakini mengganggu keamanan publik di kamp pengungsi Rohingya di distrik Cox’s Bazar telah ditahan berdasarkan penyelidikan intelijen.

Pengungsi Rohingya yang ditahan di penjara di Bangladesh menghadapi berbagai tuduhan termasuk kepemilikan senjata dan pembunuhan.

Sekitar 1,2 juta warga Rohingya kini tinggal di Bangladesh setelah melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar terhadap wilayah mereka di negara bagian Rakhine pada tahun 2017.

Sebagian besar pengungsi ditampung di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox’s Bazar, namun pada akhir tahun 2020, hampir 35.000 pengungsi Rohingya telah direlokasi ke Pulau Bhasan Char.

Cox’s Bazar telah menyaksikan peningkatan pertempuran dan pembunuhan karena perbedaan pendapat antar kelompok pengungsi Rohingya.

Seorang petugas polisi dari Cox’s Bazar mengatakan kepada Anadolu bahwa seorang pemimpin senior Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) tewas dalam baku tembak antara polisi dan geng kriminal di sebuah kamp Rohingya di Ukhiya pada hari Rabu.

Mendiang pemimpin ARSA, Abdul Monaf, 26, menghadapi berbagai dakwaan, termasuk empat dakwaan pembunuhan.

Sementara itu, pada Senin (6/10), tiga warga Rohingya tewas ditembak dan tiga lainnya luka-luka di kamp pengungsian.

Kelompok pemberontak ARSA dan Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO) beroperasi di Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat.

Namun di Cox’s Bazar, mereka berjuang untuk mempertahankan supremasi di kamp pengungsi.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours