Harga Emas Dunia Meroket, Nyaris Sentuh 2.600 Dolar AS per Troy Ons  

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Harga emas dunia mencapai $2.586 per troy ounce pada perdagangan Senin (16/9/2024). Penonton menganalisis berbagai emosi yang mempengaruhi kenaikan harga logam mulia, mulai dari ekspektasi tinggi terhadap penurunan suku bunga bank sentral hingga kondisi geopolitik yang panas untuk mendorong lebih banyak pembelian peralatan keamanan. 

“Dalam dua hari ke depan, harga emas dunia akan mencapai USD 2.600 per troy ounce. Angka saat ini 2.600 merupakan level yang sangat baik. Hal keempat yang mempengaruhi harga emas dunia menjadi harga yang sangat penting,” ujar Ibrahim Azuibi. , analis dan direktur pendapatan Forexindo Berjanga, Senin (16/9/2024) dalam keterangannya kepada pers. 

Ibrahim menjelaskan, kesan pertama adalah spekulasi Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada pekan ini, setelah data pengangguran. Ada laporan bahwa Federal Reserve AS tidak memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), melainkan sebesar 50 bps. 

“Pasar menunggu laporan bank sentral apakah suku bunga akan diturunkan total 110 bps setelah September, yang berarti penurunan 50 bps, tapi hanya 60 bps.” 

Kedua, pemilihan presiden AS sedang memanas setelah adanya upaya lain untuk membunuh Donald Trump. Fakta bahwa politik kembali memanas di AS, menyebabkan para spekulan memanfaatkannya sebagai tempat berlindung untuk membeli kembali emas di seluruh dunia. 

“Kita perlu tahu mengapa ada begitu banyak upaya pembunuhan terhadap Donald Trump, yang berarti Trump memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan pemilu AS. Trump anti-Semit. Jika Trump memenangkan pemilihan presiden pada bulan November, hal pertama yang harus diperhatikan adalah konflik di Timur Tengah, dan Rusia-Ukraina, dapat diselesaikan. Dia mengatakan itu akan diselesaikan dalam 1-2 hari. 

Bagian ketiga dari krisis ekonomi di Tiongkok disebabkan oleh masalah kegagalan aset. Dan data neraca perdagangan terkini menunjukkan penurunan seiring dengan penurunan impor dan ekspor. Situasi ini menunjukkan bahwa perekonomian Tiongkok saat ini sedang menghadapi krisis yang tidak biasa. 

Di sisi lain, pengangguran di China sangat tinggi dan 20 persen penduduk negara panda tersebut banyak menghadapi PHK. Kemungkinan besar pemerintah akan memberikan kenaikan besar lagi. 

Di sisi lain, bank sentral Tiongkok akan memangkas suku bunga secara bertahap. Para pengusaha Tiongkok, khususnya UMKM atau perusahaan manufaktur, diharapkan bisa kembali bangkit dan kembali berproduksi. Hal ini berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

“Terakhir (pengertian keempat), negara-negara yang sedang berkonflik seperti China, Taiwan, Rusia, Eropa, dan Timur Tengah kini banyak membeli emas sebagai tempat berteduh. Karena kalau terjadi perang besar atau Perang Dunia Ketiga, mereka akan sudah mempersiapkan diri dengan cadangan emasnya,” ujarnya. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours