Harita Nickel Berencana Buyback Saham Rp1 Triliun

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pemegang saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel (NCKL) sepakat membeli saham dengan total alokasi keuangan Rp1 triliun. Rencana pembelian ini akan selesai dalam waktu 12 bulan setelah menerima persetujuan.

“Dari segi return, saat ini kami melihat fundamental perusahaan sangat baik, namun harga dan nilai saham NCKL kurang mencerminkan fundamental perusahaan dengan baik, sehingga pihak organisasi telah merencanakan buyback sebanyak-banyaknya. Rp1 triliun,” kata Roy Arfandy, CEO Harita Nickel, dalam paparan publik Harita Nickel, Kamis. (27/6/2024).

Pada akhir perdagangan Indeks Harga Gabungan (IHSG) sesi II hari ini, saham NCKL tercatat pada sesi II di level Rp 1.000 per saham. Sementara dalam sepekan, saham NCKL tercatat melemah 0,99% dan secara tahunan terkoreksi 6,98%. Harita mencatatkan pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun pada tahun 2023, meningkat 149,4% dari tahun sebelumnya. Perseroan juga mencatatkan laba tahun fiskal 2023 sebesar Rp5,62 triliun, meningkat 20,4% dari tahun sebelumnya.

Dalam paparan publiknya, manajemen Harita Nickel juga memaparkan operasionalnya, pada kuartal I 2024, operasi penambangan mencapai 5,88 juta wet ton (wmt), meningkat 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produksinya berasal dari 2 tambang yang beroperasi yaitu PT TBP dan PT GPS. Saat ini tiga tambang lainnya, PT JMP, PT OAM, dan PT GTS masih dalam tahap eksplorasi. Sementara penjualan bijih nikel tercatat sebesar 3,61 juta mwt, meningkat 30% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Chief Financial Officer Harita Nickel Suparin Darmo Liwan mengatakan sepanjang 2024 perseroan menargetkan penyaluran dana hingga $70 juta. Perseroan, kata dia, melakukan belanja modal sebesar $10-15 juta pada kuartal I 2024. “Jadi kita masih sejalan, belanja modal kita pada kuartal I sebesar $10 juta hingga $15 juta,” ujarnya. Suparsin.

Ia menambahkan, pada kuartal I 2024, Harita Nickel mencatatkan pendapatan (unaudited) sebesar Rp 6,03 triliun atau meningkat 26% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelumnya Rp 4,78 triliun. Sementara laba bersih perseroan (unaudited) tercatat sebesar Rp1,01 triliun, turun 27% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours