Harita Nickel Siap Bagi Dividen Tunai Rp1,6 Triliun

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel (NCKL) akan membagikan dividen tunai sebesar 30% atau sekitar Rp1,6 triliun. Pembagian dividen tersebut didasarkan pada laba tahun buku 2023 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 5,62 triliun.

Chairman Harita Nickel Roy Arman Arfandi mengatakan dengan adanya dividen tunai tersebut, perseroan terus menekankan pentingnya ekspansi strategis dalam menghadapi tantangan global.

“Kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi yang bijaksana dan mengembangkan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume produk manufaktur dan nilai tambah. Kami akan terus mempertahankan posisi keuangan yang kuat dan kokoh untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja di masa depan,” kata Roy di Harita’s. . Presentasi publik nikel di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Berdasarkan paparan rapat umum tahunan, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun pada tahun 2023, meningkat 149,4% dibandingkan tahun sebelumnya.

Harita Nickel juga menjelaskan hasil operasional dan keuangan perusahaan serta berbagai rencana pengembangan yang sedang berjalan. Produksi dari ladang tersebut mencapai 5,88 juta metrik ton basah (wmt) pada kuartal pertama tahun 2024, naik 38% dibandingkan tahun lalu. Produksi tambang berasal dari 2 tambang yang beroperasi (PT TBP dan PT GPS), sedangkan tiga tambang lainnya (PT JMP, PT OAM dan PT GTS) masih dalam tahap eksplorasi.

Perseroan juga memastikan pembangunan fasilitas HPAL (ONC) mengalami kemajuan yang signifikan. Lini produksi pertama pabrik HPAL (ONC) kedua ini mencapai kapasitas produksi penuh pada akhir Mei 2024. Jalur kedua dijadwalkan dimulai pada Juni 2024, sedangkan jalur ketiga dijadwalkan dimulai pada Agustus 2024.

Harita Nickel juga telah mendirikan dua perusahaan baru bersama mitra strategisnya, PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM).

PT BBS bertujuan untuk mengurangi limbah produksi HPAL melalui daur ulang dan sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah dari limbah. Sedangkan PT CKM menargetkan produksi kapur tohor untuk menekan biaya produksi dari pabrik HPAL.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours