Hary Tanoesoedibjo: Pembajakan Konten Masih Jadi Tantangan Industri Televisi

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Executive Chairman MNC Group Harry Tanoesoedibjo mengungkapkan salah satu tantangan yang masih dihadapi industri TV adalah pembajakan konten. Perkembangan teknologi juga erat kaitannya dengan semakin besarnya ancaman pembajakan.

Hal ini efektif mengurangi minat masyarakat untuk mengakses konten asli yang disediakan oleh penyedia konten. Pada akhirnya, hal ini berdampak pada pendapatan perusahaan karena salah satu sumber pendapatannya telah dibajak.

Hal tersebut disampaikan Hari Tanoe saat menyampaikan pidatonya pada MNC Forum LXXVI (76): Strategic Business Turnaround – Pay TV & OTT dan Corporate Business Update yang diselenggarakan di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Kamis (11/07/2024 d .).

“Pembajakan ini pada akhirnya menyebabkan penurunan pelanggan TV kabel. Itu tantangannya,” ujarnya kepada HT.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), setidaknya terdapat 16.657 pelanggaran hak kekayaan intelektual atau pembajakan yang telah diselesaikan hingga Februari 2024. Termasuk di dalamnya pembajakan konten televisi atau olahraga melalui berbagai platform.

Lebih detailnya, pembajakan terbanyak terjadi pada website dengan 14.978 pelanggaran, 789 pelanggaran Internet Protocol (IP), 449 pelanggaran file sharing, 197 pelanggaran Facebook/Instagram, 122 pelanggaran Telegram, 102 pelanggaran Google/YouTube dan 11 pelanggaran melalui platform TikTok.

Berdasarkan data Coalition Against Piracy (CAP), rata-rata pembajakan konten olahraga di Indonesia mencapai 54% pada tahun 2023, bahkan meningkat sekitar 2% dari tahun 2022 yang sebesar 52%.

Namun berdasarkan temuan CAP, tingkat pembajakan di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan kawasan lain di Asia Pasifik, seperti Malaysia yang tingkat pembajakan konten olahraganya mencapai 60%, serta Vietnam dan Filipina sebesar 58% pada tahun 2023.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours