Hasil Autopsi, Kematian Afif Maulana Akibat Tulang Iga Menusuk Paru-paru

Estimated read time 2 min read

PADANG – Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Suharyono mengatakan hasil autopsi Afif Maulana (13) yang ditemukan mengambang di sungai Kota Padang di bawah Jembatan Kuranji karena tertusuk tulang rusuk. iga. paru-paru.

Ada patah tulang 6 di belakang tulang rusuk kiri. Kemudian patahnya menembus paru kiri dan robek 11 sentimeter. Itu yang menyebabkan kematian, kata Kapolda Sumbar, Minggu (30 Juni 2024).

Belakangan, hasil otopsi luar menunjukkan adanya luka lecet dan lebam di tubuh akibat terjatuhnya sepeda motor tersebut. Kemudian, setelah Afif terjatuh, Maulana melompat dari jembatan ke sungai.

“Terus ada blegere, jadi yang dikatakan sebagian pihak itu blegere, blegere di badan. ,” kata Kapolri.

Irjen Pol Suharyono menjelaskan, berdasarkan informasi ahli kedokteran forensik kepolisian dan dokter umum, kemungkinan terdapat luka lebam di tubuh dalam kurun waktu 9 jam setelah korban meninggal. “Informasi ini sudah didengar dari berbagai institusi kemarin,” jelasnya.

Kapolres menambahkan, sebelum Afif terjun ke sungai sekitar pukul 21.30 WIB, ia menghubungi Aditya (17) untuk menanyakan apakah terjadi perkelahian. Kemudian Aditia menjawab belum mendapat informasi apapun dan meminta Afif Maulana datang ke rumahnya.

“Di rumah Aditya Afif Maulana diperingatkan untuk tidak datang tapi terpaksa datang.” Pukul 22.00 ada diskusi, pukul 21.30 WIB hingga 22.30 WIB rencana bertemu untuk persiapan ikut (bertarung). ,” jelas Kapolri.

Mereka kemudian mendapat informasi akan terjadi perkelahian dan menuju Jembatan Kuranji tempat Aditya mengendarai sepeda motor Afif Maulana. Kemudian polisi datang dan untuk mencegah perkelahian, sepeda motor Aditya ditendang hingga jatuh ke tanah.

Aditya kemudian berusaha mencari ponselnya yang jatuh dan Afif memintanya untuk terjun ke sungai namun Aditya menolak. Prosesnya cepat dan keduanya langsung putus.

“Ajakan untuk mengajak jelas, upaya untuk melompat jelas, upaya untuk menolak ajakan tersebut jelas. Tapi hanya ada satu saksi yang melihat kapan dia (Afif) melompat, kapan dia melakukan niatnya, kapan dia lakukan undangannya,” kata Kapolri.

Kapolres menambahkan, waktu perbincangannya sangat cepat, dan jangan dibayangkan dirinya sedang santai, namun dalam keadaan panik ia dikejar oleh polisi, bahkan rombongan yang lebih besar. “Kejadian ini terjadi di jembatan Kuranji,” ujarnya.

Iptu Suharyono menambahkan, saat Tim Sapu Polisi datang, Aditia memang sibuk mencari ponselnya yang hilang. Dalam beberapa detik dia menoleh ke kanannya, Team Sweeper sudah memegangi lehernya. Saat tim kedua datang, Afif sudah pergi.

“Saya cek, pas Adit tanya ke polisi, teman saya langsung loncat. Polisi menjawab tidak mungkin dan tidak percaya, itu bicara fakta, bukan asumsi. “Saya tanya ke polisi, kenapa bilang begitu. tidak mungkin, jawab polisi karena tinggi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours