Hati-Hati! Minum Obat Migrain Tak Boleh Lebih dari 5 Hari karena Ini Bahayanya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Migrain merupakan salah satu penyakit yang hampir semua orang pernah alami. Namun nampaknya masih banyak yang belum mengetahui pengobatan yang tepat untuk mengatasi sakit kepala sebelah ini.

Seringkali, saat terkena migrain, banyak orang dengan cepat beralih ke berbagai jenis obat pereda nyeri alias pereda sakit kepala. Obat pereda nyeri ini sering direkomendasikan karena dianggap lebih efektif dan efisien dalam meredakan sakit kepala migrain.

Namun mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi migrain tidak bisa dilakukan sembarangan. Padahal, menurut dokter spesialis saraf dari Persatuan Dokter Neurologi Indonesia (PERDOSNI) Prof. Dr. Dr. Hasan Jahrir, penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang bisa menyebabkan kelebihan beban dan memperparah migrain.

“Kalaupun rutin minum obat pereda nyeri, seperti yang disebutkan, akan terjadi overuse of treatment, overuse of the drugs. Jadi, semakin banyak obat pereda nyeri yang kita konsumsi, maka semakin banyak pula rasa sakit yang kita rasakan,” kata Prof Hassan.Seminar Bulan Peduli Migrain dan Sakit Kepala Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Prof. Hasan berpesan sebaiknya mengonsumsi obat pereda nyeri sebagai pertolongan pertama untuk meredakan sakit kepala saat migrain. Namun, ia menyarankan untuk tidak mengonsumsi obat pereda nyeri lebih dari lima hari.

Prof. Hasan mengatakan, jika migrain tidak kunjung hilang dalam waktu lima hari, sebaiknya penderitanya segera memeriksakan diri ke dokter.

“Jadi boleh minum obat pereda nyeri pada sakit kepala fase pertama, tapi jangan lebih dari lima hari,” ujarnya.

“Kalau tidak berhasil, harus ke dokter umum, yang penting bisa mengatasi migrainnya. Kalau tidak ke dokter saraf. Nanti kita carikan pengobatan yang lebih baik,” imbuhnya. Hasan Prof.

Prof. Mengonsumsi obat pereda nyeri lebih dari lima hari dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap obat tersebut, tegas Hassan.

“Tapi kalau obatnya diminum lama-lama jadi susah pengobatannya. Jadi paling lama lima hari. Saya tidak kasih obat pereda nyeri pada pasien lebih dari lima hari,” ujarnya.

“Secara umum, jika Anda menderita sakit kepala migrain, obat pereda nyeri yang baik mungkin cukup untuk mengobatinya, sehingga tidak perlu beralih ke obat khusus lainnya,” tambahnya.

Daripada meminum obat pereda nyeri Prof. Hasan menyarankan penderita migrain untuk menghindari pemicunya. Menurutnya, selain banyak alasan lainnya, dua penyebab orang menderita migrain adalah insomnia dan stres.

Sehingga, menurutnya, pengendalian kedua faktor tersebut bisa menjadi tindakan pencegahan yang baik untuk mengatasi serangan migrain.

“Sebenarnya untuk mengontrol diri cukup tidur saja, dan yang kedua jangan khawatir. Banyak sekali, jangan ini atau jangan itu, alasan masing-masing orang berbeda-beda. hal-hal,” pungkas Prof Hasan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours