Heran Konsesi Tambang Jadi Rebutan, Megawati: Kalau Enggak Ada Beras Piye?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno menilai pentingnya kedaulatan pangan atas pengelolaan tambang. Megawati juga menyoroti fenomena mining share yang terjadi saat ini.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato kebangsaan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, negara-negara maju sudah tidak menginginkan perang. Megawati menilai negara-negara maju lebih mementingkan perkembangan teknologi dibandingkan perang yang bisa menimbulkan korban jiwa.

“Harus ditindaklanjuti, lalu apa yang kita lakukan dengan TNI kita? Apa untungnya lho. Kalau itu terjadi, kita juga akan diserang lagi karena negara kita punya sumber daya yang luar biasa,” kata Megawati.

Megawati mengaku aneh dengan fenomena yang terjadi saat ini, salah satunya izin pengusahaan pertambangan. “Bahkan orang-orang yang bergerak di bidang pertambangan pun heboh sekali sekarang. Wah, saya mau cari punya saya, saya mau cari punya saya, bahkan saya bilang ke teman-teman saya, Makanno (makanan o) milik saya akan begini kalau tidak ada beras. , silakan saja,” kata Megawati.

Menurut Megawati, negara-negara pemasok beras sudah waspada. Megawati juga mempertanyakan pasokan beras dalam negeri jika negara pengimpor menahan berasnya.

“Jika negara-negara tidak mempercayai saya sekarang, negara-negara yang mengimpor atau mengekspor beras juga khawatir, jadi mereka mungkin akan menahan diri karena itu untuk negara mereka. Jadi, ke mana kita harus mencari?” tanya Megawati.

Untuk itu, Megawati mengaku memerintahkan para kader menanam 10 jenis tanaman pendamping padi. Ia pun berharap pihak Perindo bisa melakukan hal serupa.

“Kami di PDIP sudah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran selama empat tahun untuk menanam mari Perindo dan juga menanam 10 jenis tanaman yang saya sebut tanaman pendamping padi, bukan pengganti,” kata Megawati.

“Kalau tidak ada, jangan pikirkan impor, impor juga akan ditahan. Kita harus bijaksana dalam berpikir, kita harus pintar dalam berpikir, jadi kalau itu terjadi, kita akan bingung. ke mana mencarinya, dia menekankan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours