Hindari Stres Mahasiswa PPDS, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Lakukan MMPI

Estimated read time 2 min read

Surabaya – Stres dan depresi bisa menyerang siapa saja, termasuk dokter. Beberapa waktu lalu, kasus dokter PPDS (Skema Pendidikan Dokter Spesialis) menimbulkan keprihatinan besar di masyarakat, khususnya di sekitar sekolah.

Prof Budi Santoso, Dekan Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Airlangga (Unair) Depresi bisa menimpa siapa saja. “Termasuk dokter yang mendapat PPDS. Tapi jumlahnya (kasus di Indonesia) tidak lebih besar dibandingkan kasus di luar negeri,” kata Profesor Budi Santoso usai pengukuhan dokter spesialis FK Unair, Rabu (26). /6/2024). )

Dikonfirmasi oleh Pr. busing, tapi semua sekolah mengalami stres. Ia melanjutkan, kondisi ini pun bisa dialami oleh anak kecil sekalipun, meski hanya sekolah kedokteran atau universitas yang bisa merawat pasiennya. Berharap untuk membuat pembelajaran ramah dan bersahabat. “Suasana yang Anda ciptakan bisa menyenangkan, tapi tidak menakutkan,” ujarnya.

Untuk menghindari hal ini, kata profesor. Bus, dokter yang ingin mengambil spesialisasi harus lulus MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).

MMPI adalah tes psikologi yang dirancang untuk menilai kepribadian dan psikopatologi. Tes ini dirancang untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental sehingga para profesional dapat menentukan apakah seseorang yang mengikuti tes MMPI menderita penyakit mental.

Profesor Bus mengatakan proses rekrutmen dipengaruhi oleh kriteria berikut. Dengan kata lain, jangan memaksakan diri pada bidang atau profesi yang tidak sesuai dengan keahlian Anda. “Di situlah MMPI berperan. Apakah kawasan tersebut cocok untuk dokter yang terlibat,” jelasnya.

Lanjutnya, MMPI sangat mendukung dan membantu dalam membimbing kebutuhan dokter. Ia menyarankan untuk tidak memaksa masuknya para ahli yang tampaknya tidak kompeten dan tidak memenuhi kebutuhan mereka. “Nantinya bisa menimbulkan dampak negatif seperti depresi,” tutupnya.

Muh Maksum Zainuri, seorang profesional medis yang berdedikasi, mengatakan ada kalanya ia menghadapi banyak stres, seperti saat bertugas, mengoperasi, dan merawat pasien. Dokter bedah mengatakan bahwa sebagai seorang dokter, Anda harus memperlakukan pasien Anda seperti Anda memperlakukan diri Anda sendiri.

Dokter asal Kediri lulusan Fakultas Kedokteran UPN Jakarta ini menawarkan tips mengurangi stres. Satu hal yang dia lakukan adalah berbicara dengan ibunya sebelum operasi. “Kalau ibu menelpon, biasanya semangat dan motivasinya tinggi,” ujarnya.

Selain untuk menghilangkan stres, ia juga menceritakan hobinya bermain sepak bola kepada teman-temannya. Insya Allah stres akan hilang dan pekerjaan dapat terlaksana dengan bahagia dan damai, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours