Hingga Akhir 2024, Pemerintah Bakal Impor Beras 900 Ribu Ton

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memaparkan rencana pemerintah mengimpor beras impor sebanyak 900.000 ton hingga akhir tahun 2024.

Arief mengatakan, hal ini untuk menjamin kestabilan harga pangan di masyarakat sekaligus menjaga pasokan pangan dalam negeri. Pihaknya juga mendukung program presiden untuk memperpanjang bantuan pangan hingga akhir tahun depan.

Arief mengatakan, pada 30/2024 (30/8/2024) di Istana Presiden, “Masih ada yang perlu dipersiapkan, yang terakhir adalah 900.000 ton (impor beras) yang belum terpenuhi.”

Dalam kesempatan tersebut, Arief menyampaikan stok beras dalam negeri saat ini sebanyak 1,34 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk perintah pemerintah kepada BUMN Pangan dan Bulog untuk membeli 600.000 ton beras dari dalam negeri.

“Dalam tiga bulan terakhir, produksi di seluruh negeri telah mencapai lebih dari 2,5 juta ton,” tambahnya.

Sementara itu, Arief mengatakan target impor pemerintah sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024. Namun pertama-tama, penting untuk memasukkan beras yang dihasilkan oleh petani lokal.

“Sampai saat ini (kuota impor tahun 2024) masih di angka 3,6 juta ton. Seperti yang kita lihat saat ini, fokusnya adalah meningkatkan produksi dalam negeri,” imbuhnya.

Arief menjelaskan harga beras impor tiga juta ton itu Rp 30 triliun. Jadi, untuk memenuhi kuota impor sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024 diperlukan anggaran lebih dari 30 triliun dolar.

Menurut dia, kebijakan impor beras sendiri merupakan respons terhadap kegagalan petani lokal dalam menanam beras. Hal ini terlihat dari aktivitas pabrik beras di kawasan tersebut.

Arief mengatakan, saat ini setidaknya terdapat 169.000 penggilingan padi yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun kapasitas produksinya hanya sekitar 20-30%. Karena produksinya buruk, sulit mendapatkan hasil panen.

“Jangan bicara impor, impor hanya gangguan, kita tidak bangga dengan impor. Kita dukung faktor produksi seperti pupuk dan lahan pertanian di Kementerian Pertanian,” kata Arief (4/4).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours