Hizbullah: Tak Ada Tempat Aman di Israel Jika Perang Habis-habisan Dimulai

Estimated read time 2 min read

BEIRUT – Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah mengumumkan bahwa kelompoknya siap berperang habis-habisan dengan Israel.

Menurutnya, jika terjadi perang besar-besaran, tidak akan ada tempat aman di negara Yahudi.

Bahkan, Nasrallah menyebut Siprus juga bisa menjadi sasaran jika negara tersebut menampung pasukan Zionis Israel.

Kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu setelah upacara peringatan pemimpin Hizbullah Haji Sami Taleb Abdullah, yang terbunuh dalam serangan Israel di Lebanon selatan awal pekan ini.

“Musuh tahu bahwa mereka pasti akan menunggu kita di darat, di udara, dan di laut, dan ketika perang dimulai, kelompok perlawanan akan berperang tanpa batas, aturan, dan batasan,” kata Nasrallah.

“Tidak ada tempat yang aman dari rudal dan drone kami,” ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (20/06/2024).

Menurut Nasrallah, konfrontasi yang terjadi saat ini merupakan pertempuran terbesar sejak Israel mendeklarasikan negaranya pada tahun 1948. “Dan akan mengubah wajah kawasan dan membentuk masa depannya,” kata Nasrallah.

Kelompok Syiah, yang menguasai sebagian besar Lebanon, telah mendorong pasukan Israel di Galilea sejak Tel Aviv menyatakan perang terhadap Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.

Serangan roket berkala di kedua sisi perbatasan telah memaksa lebih dari 53.000 warga Israel dan hampir 100.000 warga Lebanon meninggalkan rumah mereka.

“Hizbullah menyerang posisi Israel sesuai dengan jadwal yang tetap dan ditetapkan,” klaim Nasrallah, sambil mencatat bahwa kelompoknya memiliki informasi luas mengenai benteng, jumlah dan penempatan pasukan Israel.

Menurut Nasrallah, Hizbullah memiliki semua senjata yang dibutuhkan untuk menyerang sasaran di Israel, termasuk senjata yang sebelumnya dirahasiakan dan tidak digunakan di medan perang. Kelompok ini juga dilengkapi dengan drone dan rudal.

Dalam kasus Siprus, Nasrallah pertama-tama mengancam negara tersebut jika membuka bandara dan pangkalannya ke Israel untuk menargetkan Lebanon. Artinya, negara ini telah menjadi bagian dari perang, katanya.

Dia mengklaim bahwa Israel mempunyai rencana rahasia untuk menggunakan lapangan udara Siprus jika serangan Hizbullah merusak pangkalan udaranya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menangguhkan rencana operasional untuk menyerang Lebanon.

Menanggapi seruan AS untuk menahan diri, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan negaranya sudah sangat dekat dengan momen ketika Tel Aviv memutuskan untuk mengubah aturan main melawan Hizbullah dan Lebanon.

“Dalam perang habis-habisan, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan menjadi pihak yang paling terkena dampaknya,” katanya.

Konfrontasi besar terakhir Israel dengan Hizbullah terjadi pada tahun 2006, ketika serangan darat ke Lebanon selatan mengakibatkan banyak korban jiwa dan tidak ada keberhasilan militer.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours