HUT Jakarta, DPRD masih soroti sejumlah permasalahan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Panitia Eksekutif A DPRD DKI Jakarta menyoroti sejumlah permasalahan di Jakarta menjelang hari jadinya yang ke-497, mulai dari sinkronisasi rencana pembangunan dengan daerah penyangga hingga pengembangan wilayah Kepulauan Seribu.

Hingga saat ini belum ada perubahan perencanaan wilayah dan sinkronisasi rencana pembangunan di wilayah Jabodetabekjur, kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono, di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, penataan kawasan sekitar merupakan permasalahan utama yang perlu diselesaikan dalam perencanaan Jakarta.

Kurangnya koordinasi zonasi dan sinkronisasi rencana pembangunan dengan daerah penyangga juga menjadi permasalahan.

Ia menjelaskan, Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global harus mampu mengkoordinasikan rencana pembangunan daerah dengan daerah sekitarnya.

Permasalahan utama Jakarta seperti kemacetan, banjir, air bersih, dan persampahan akan lebih efektif jika ditangani di tingkat daerah, ujarnya.

Mujiyono berharap Undang-undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Kawasan Daerah Khusus Jakarta dapat diimplementasikan khususnya dalam perencanaan kawasan kota Jabodetabekjur.

Selain itu, kata Mujiyono, di HUT Kota Jakarta ke-497 ini juga perlu diperhatikan kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih sangat baik, seperti gambaran gedung-gedung megah yang berdampingan dengan permukiman di kawasan kumuh.

Tak hanya itu, masih ada sekitar 23 persen penduduk Jakarta yang tinggal di permukiman kumuh atau perkotaan dengan infrastruktur lingkungan yang kurang memadai.

“Dibutuhkan banyak upaya dan langkah revolusioner untuk merenovasi atau ‘merenovasi’ kawasan pemukiman padat penduduk agar layak huni,” ujarnya.

Mujiyono juga menegaskan pengembangan budaya Betawi masih dilakukan secara terbatas, padahal sesuai regulasi, Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Memang, jika ditata dan difasilitasi dengan baik, budaya Betawi bisa menjadi panduan bagi ekonomi kreatif.

Untuk itu, lanjut Mujiyono, Pemprov DKI Jakarta harus lebih giat membangun kemitraan dengan seniman Betawi, dunia usaha, lembaga pendidikan, sanggar dan lain sebagainya untuk membangun fasilitas umum bernuansa Betawi, membuat pameran seni, dan pertunjukan budaya .

Dia mengatakan, Kabupaten Kepulauan Seribu sebagai objek wisata masih kurang mendapat perhatian.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan pemerintah, antara lain penyediaan fasilitas transportasi antar pulau, karena minimnya transportasi antar pulau membuat warga harus menggunakan perahu sewa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga membuat harganya semakin mahal.

“Meningkatkan ketersediaan instalasi pengolahan air (IPA), membangun minimal rumah sakit tipe C dan menyediakan fasilitas pengolahan limbah,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours