IADO berharap karate pertahankan prestasi zero doping

Estimated read time 2 min read

Medan (Antara) – Organisasi Anti Doping Indonesia (IADO) berharap cabang olahraga karate dapat mempertahankan prestasinya sebagai cabang yang selalu nihil kasus doping.

“Ngomong-ngomong, dia memiliki pendidikan karate yang bagus.” Tidak ada (kasus doping) dalam data kami. Harap pastikan juga tidak ada kasus,” kata Presiden IADO Jenderal Ghatot S. di Medan pada hari Minggu. – kata Deva Broto.

Harapan itu diungkapkan Gatot saat memberikan pembekalan pada rapat teknis cabang olahraga karate baru yang akan dipertandingkan pada Senin (16/9).

Gato tak ingin olahraga binaraga serupa dengan olahraga MON lainnya. Saat itu, Banton merupakan seorang binaragawan yang masih menjalani sanksi karena kasus doping. Namun kenyataannya yang bersangkutan tetap mengikuti kompetisi tersebut.

Pada akhirnya, medali emas yang diraih atlet tersebut harus dicabut dan medali perak diberikan kepada atlet yang memenangkannya.

Gattot mengatakan, pelatih dan manajer harus mengingatkan atletnya untuk berhati-hati dalam segala hal yang dimakannya. Seringkali ada kasus atlet yang tidak mengetahui kandungan yang ada dalam obatnya.

Oleh karena itu, jika seorang atlet sakit dan memerlukan pengobatan, sebaiknya berkonsultasi dengan tim kesehatan masing-masing tim. Selain itu, IADO juga mengadakan pertemuan dengan tim darurat kesehatan terkait edukasi tersebut.

Oleh karena itu, para atlet sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tim mengenai obat mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak.

Badan Anti-Doping Dunia (WADA) juga telah merilis pedoman pengecualian penggunaan terapeutik (TUE), kata Gatot. TUE memperbolehkan penggunaan obat-obatan/perawatan yang tidak akan memberikan keunggulan kompetitif, namun memastikan bahwa atlet dapat berkompetisi dalam kesehatan yang baik.

“Kita manusia kemungkinan besar akan sakit, mohon pastikan kita menggunakan TUE,” ujarnya.

Selain itu, situs resmi IADO memiliki berbagai informasi mengenai suplemen dan obat-obatan yang boleh dan tidak bisa digunakan. Oleh karena itu, pelatih dan dokter tim memastikan asupan atletnya.

“Anda dapat melihat hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara lengkap di situs IADO kami,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours