IDAI bagikan 7 kiat orang tua cegah kekerasan seksual pada anak

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan tujuh tips bagi orang tua untuk mencegah kekerasan seksual pada anak di lingkungannya.

Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan menjadi sahabat bagi anak anda. Temukan Waktu Berkualitas Banyak orang tua yang sibuk akhir-akhir ini, namun penting untuk menemukan waktu berkualitas. “Terkadang meski berkali-kali standarnya kurang memadai sehingga tidak mampu menunjang pendidikan anak,” kata anggota Pokja PP IDAI Bidang Perlindungan Anak, Prof.Dr. Ph.D. Ph.D. Mita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi online di Jakarta, Kamis.

Dalam data IDAI yang dihimpun antara 1 Januari hingga 27 September 2023, Mehta menyebutkan sebagian besar kasus kekerasan seksual dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau berusia 13 hingga 17 tahun. Disusul kelompok umur 25-44 tahun dan 6-12 tahun

Ada berbagai bentuk kekerasan seksual. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda, yaitu kekerasan fisik, verbal, dan nonverbal.

Sedangkan lokasi kejadian di rumah, di angkutan umum atau fasilitas umum lainnya. Pelakunya juga bisa berasal dari siapa saja, misalnya orang tua, tokoh adat, teman sebaya, bahkan orang yang tidak dikenal anak.

Menurut Mita, fenomena ini harus diwaspadai semua pihak karena kekerasan seksual merupakan kejahatan yang meninggalkan luka dan trauma mendalam pada anak sehingga sulit untuk disembuhkan. Mengelola hal ini memerlukan keterlibatan lintas sektor.

Oleh karena itu, Mita menghimbau seluruh orang tua untuk memutus rantai kejadian dengan melakukan tujuh langkah pencegahan kekerasan seksual. Dimana langkah awal bisa dimulai dari menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang.

Pada tahap ini, orang tua harus menyediakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang bagi anak. Tujuannya adalah untuk membangun harga diri dan kepercayaan diri anak-anak untuk membantu mereka merasa dicintai, dihargai, dilindungi dan mencegah pelecehan.

Langkah kedua, orang tua harus menjalin komunikasi terbuka dan jujur ​​dengan anak. Hal ini dapat mendorong anak untuk membicarakan kekhawatiran atau masalah apa pun yang mereka hadapi, termasuk pelecehan seksual.

Ketiga, orang tua dapat memberikan pendidikan seks yang sesuai dengan usia anak. Pendidikan harus bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan membangun keterampilan untuk melindungi anak sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Pelajari bagaimana mengenali situasi berbahaya, menolak sudut pandang pelaku dan mencari bantuan saat diperlukan,” ujarnya.

Pada langkah keempat, orang tua harus menetapkan batasan seksual yang sehat dan penting untuk mendapatkan persetujuan anak terlebih dahulu. Orang tua juga harus menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menyentuh atau membuat mereka merasa tidak nyaman tanpa izin.

Selain itu, orang tua dapat memantau dan mengawasi anak-anaknya secara ketat. Apalagi di hadapan orang dewasa yang tidak dikenal atau di tempat umum. Dengan cara ini, hal ini dapat mencegah situasi di mana pelaku kekerasan dapat memanfaatkan anak-anak.

“Hal penting berikutnya yang perlu kita sebagai orang tua lakukan adalah mendukung program anti pelecehan seksual di sekolah dan organisasi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah pelecehan seksual,” kata Metha.

Sedangkan langkah ketujuh adalah mendorong anak untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Anak harus bisa memercayai nalurinya dan meminta bantuan saat dibutuhkan. Dalam hal ini, akan melibatkan anak-anak dan mengajarkan mereka bagaimana mengenali atau menghindari situasi yang tidak aman.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours