IDAI: MPASI buatan sendiri lebih baik dari yang dijual di jalan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dibuat sendiri oleh orang tua di rumah memiliki komposisi dan dosis yang jauh lebih baik dibandingkan MPASI yang dijual di pinggir jalan.

“Kita harus melihat dari segi mikronutriennya, mereka tertinggal jauh. Kalaupun di labelnya tertulis “ayam-bayam, brokoli-salmon”, banyak ditemukan di desa-desa, tapi yang dimaksud dengan organik (standar) di pasar industri atau domestik? kata Ketua Kelompok Kerja Koordinasi Gizi dan Penyakit Metabolik IDAI (UKK), Dr. Dr. Titis Pravasari, SpA(K) pada HUT IDAI ke-70 di Jakarta, Sabtu.

Menanggapi beredarnya MPASI dalam wadah yang dijual di gang-gang Jakarta, Titis menegaskan, makanan yang dijual tidak bisa dijamin kehigienisannya karena bisa jadi makanan tersebut belum melalui proses produksi yang baik.

MPASI yang dipasarkan dikhawatirkan mengandung bakteri karena terlalu lama terpapar udara atau tidak bersertifikat atau diakui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kalau organik menurut definisi BPOM maka bisa dikatakan organik, tapi kalau produk komersil untuk keperluan rumah tangga patut dipertanyakan karena izinnya dikeluarkan dinas setempat, bukan BPOM, dan perlu dievaluasi,” kata Titis.

Belum lagi, kata dia, hal lain yang perlu diperhatikan selain masalah perizinan adalah nilai gizi dan takaran MPASI itu sendiri.

Titis mencontohkan: Terkadang MPASI dibuat dalam porsi besar, namun kandungan nutrisinya kurang.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada para orang tua, misalnya ibu yang bekerja, agar bijak dalam membeli MPASI agar anak mendapatkan nutrisi yang lebih baik, terlindungi dari berbagai jenis bakteri, dan tidak tergiur dengan harga yang murah.

Menurutnya, akan lebih baik jika MPASI diberikan langsung pada anak di rumah. Ibu dapat memberikan perlindungan pada proses produksi dari berbagai bakteri kontaminan.

Selain itu, rasa dan takarannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak. Menu yang dibuat juga bisa lebih variatif.

Dalam kesempatan tersebut, Titis juga mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk tidak memberikan MPASI hingga anaknya mencapai usia enam bulan ke atas. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan saluran pencernaan anak tertutup atau tersumbat akibat ketidakmampuan anak dalam mencerna makanan yang terlalu kasar untuk anak seusianya.

“Ini juga bisa jadi cara penularan dari ibu ke anak. Kalau dia belum siap, kita kasih makanan cair karena dia baru bisa menghisap dan menelan, belum bisa mengunyah. ke belakang, jadi pasti tipis,” kata Titis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours