IDAI tekankan pentingnya stimulasi cegah anak terlambat bicara

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya stimulasi orang tua terhadap anak untuk mencegah keterlambatan bicara.

“Melalui rangsangan langsung dari orang tua atau walinya, mereka diajak berbicara untuk mengasah kemampuannya agar tidak mengalami keterlambatan bicara,” kata Kepala Administrasi Pusat IDAI Dr. Beprem Basara Janwarsu, Sp.A(K) pada Webinar Mengenali Keterlambatan Bicara pada Anak di Jakarta, Selasa.

Orang tua dapat menggunakan pola asuh, kasih sayang, dan pengasuhan untuk membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal, termasuk kemampuan berbicara sesuai usia, kata Piprim.

Dijelaskannya, dengan mengasah kemampuan berbicara anak dengan memotivasi mereka menggunakan kata-kata sederhana setiap hari hingga anak terbiasa mendengarkan dan belajar berbicara.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya juga menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dan membekalinya dengan pola asuh yang optimal dengan memberikan gizi atau makanan dan pakaian yang baik.

Ia juga mengingatkan para orang tua untuk tidak membiarkan anak mengakses perangkat sampai anak memiliki hubungan emosional atau hubungan yang baik dengan orang tuanya.

Ia mengatakan: “Jangan tinggalkan anak sendirian dengan gawai. Memang benar anak tenang dan orang tua tidak diganggu, tapi berdampak besar pada tumbuh kembangnya dan aspek negatif lainnya pada anak.”

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kelompok Pertumbuhan, Perkembangan dan Koordinasi Sosial Anak IDAI, Dr. dokter Vetri Hartanto, Sp.A(K) mengatakan pola pengasuhan, pengasuhan, dan pola asuh orang tua berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berbicara anak.

Ia mengatakan, 1.000 hari pertama kehidupan anak merupakan masa penting bagi perkembangan sel otak, karena tahap ini menyumbang 25 persen perkembangan otak.

Apalagi usia 0 hingga 2 tahun merupakan tahapan penting perkembangan otak yang mencapai 80 persen sehingga perlu ditingkatkan dengan penajaman citra, kasih sayang, dan perawatan yang tepat.

“Pada tahap ini terjadi perkembangan sel-sel sensorik yang optimal. Tahap ini merangsang cara anak merespons lingkungan, melihat apa yang akan digunakan untuk berkomunikasi,” ujarnya.

Fitri menunjukkan bahwa rangsangan bicara dapat terjadi sejak usia sangat dini, yaitu pada tahap keakraban, pemahaman, dan pengucapan.

Tahap pengenalan ini terjadi melalui reseptor sensorik pendengaran, penglihatan, dan sentuhan.

Stimulasi interaktif membuat anak belajar bahasa tanpa menggunakan media elektronik selama pembelajaran.

Hal ini untuk menghindari anak-anak yang cenderung lebih tertarik pada alat musik dibandingkan belajar.

“Jadi pantau terus tumbuh kembang bayinya. Jika kemampuannya tidak sesuai dengan usianya, segera konsultasikan ke dokter spesialis,” kata dokter jebolan Universitas Diponegoro itu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours