Identik dengan Nabi Musa, Keanehan di Laut Merah Kembali Ditemukan

Estimated read time 3 min read

KAIRO – Laut Merah yang terletak di Jazirah Arab belakangan menarik perhatian banyak ilmuwan. Mulai dari warna kulitnya hingga sejarah kehidupan Nabi Musa AS.

Baru-baru ini, para ilmuwan memperingatkan bahwa kedalaman paling gelap di Laut Merah bisa menyimpan misteri asal usul kehidupan setelah menemukan ‘danau kematian’ yang menakjubkan di dasarnya.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Miami mencapai dasar Laut Merah, yang terletak di antara Semenanjung Arab dan Afrika, dan menemukan sebuah danau garam padat yang disebut “kolam kematian”.

Meskipun namanya terdengar mengkhawatirkan, begitu pula sifat “kolam mati”, yang merupakan lingkungan paling ekstrem di Bumi.

Kolam langka yang terbentuk di dasar laut bersifat hipersalin (artinya sangat asin) dan tidak mengandung oksigen sama sekali.

Kolam-kolam ini tidak bersahabat dan dapat langsung membunuh hewan apa pun yang memasuki perairannya.

Namun, kolam-kolam ini memiliki mikroba hidup, yang memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan di planet kita berasal dan bagaimana kehidupan bisa berevolusi di dunia yang kaya akan air.

“Pemahaman kami saat ini adalah bahwa kehidupan berasal dari laut dalam, hampir pasti dalam kondisi anoksik tanpa oksigen,” Sam Purkis, profesor geosains kelautan di Universitas Miami dan memimpin penelitian tersebut, mengatakan kepada Live Science. .

“Kolam air asin di laut dalam adalah analogi yang baik untuk masa awal Bumi dan, meskipun tidak mengandung oksigen dan sangat asin, namun penuh dengan komunitas yang kaya akan mikroba ‘ekstrofil’,” kata Purkis.

“Mempelajari komunitas-komunitas ini memungkinkan kita melihat kondisi di mana kehidupan pertama kali muncul di planet kita dan dapat memandu pencarian kehidupan di ‘dunia air’ lain di tata surya kita dan sekitarnya,” tambahnya.

“Jika itu belum cukup, danau ini juga bisa menghasilkan penemuan mikroba yang bisa mengarah pada pengembangan obat baru,” kata Purkis.

Molekul dengan sifat antibakteri dan antikanker sebelumnya telah diisolasi dari mikroba laut dalam yang hidup di kolam air asin, tambahnya.

Di seluruh dunia, para ilmuwan hanya menemukan beberapa lusin kolam air asin di laut dalam, dengan ukuran mulai dari beberapa ribu kaki persegi hingga sekitar 2,6 kilometer persegi (2,6 mil persegi), menurut Live Science.

Kolam langka tersebut sejauh ini hanya ditemukan di tiga perairan – Teluk Meksiko, Laut Mediterania, dan Laut Merah.

Jumlah terbesar dari danau-danau tersebut ditemukan di Laut Merah, yang diyakini terbentuk oleh pelarutan kantong-kantong mineral yang diendapkan selama era Miosen.

Seperti diketahui, atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS dikabarkan membelah Laut Merah dan berhasil menyelamatkan umatnya dari Fir’aun. Dikutip dari The Guardian, penelitian membuktikan bahwa keajaiban tersebut tidak sepenuhnya mustahil. Namun dibutuhkan kekuatan dan pengorganisasian yang tepat untuk mewujudkan sebuah keajaiban yang sepenuhnya berada dalam kuasa Allah SWT.

Peneliti dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder (CU) membuktikannya dengan pemodelan komputer. Para ilmuwan menggunakan variasi kekuatan gelombang dan angin untuk mempersiapkan lahan kering yang bisa dilalui oleh umat Nabi Musa (AS).

“Pecahnya laut dapat dipahami melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai hukum fisika, sehingga menciptakan zona aman yang dilalui air di kedua sisi. Kemudian air kembali ke tempat semula,” kata pemimpin penelitian Carl Drews.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours