IDX Carbon Prospektif, OJK Ungkap Rencana Pengembangan Bursa Karbon

Estimated read time 1 min read

JAKARTA – Perkembangan karbon di Bursa Karbon atau BEI terus mengkhawatirkan regulator Besarnya jumlah emisi karbon di Indonesia dinilai menjanjikan sekaligus menjadi peluang bagi pasar karbon dalam negeri.

“Mengingat banyaknya karbon di Indonesia, perkembangan pertukaran karbon ini masih bisa ditingkatkan,” kata Justini Septiana, Deputi Komisioner Pengawasan Inspeksi Khusus Emiten, Transaksi Efek, dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK di BEI. Pembaruan Karbon. Kamis (7/4/2024).

Hingga Rabu (3/7), jumlah unit karbon yang tersedia di IDX Carbon mencapai 1,34 juta ton setara CO2, sedangkan jumlah pesertanya mencapai 67 pengguna layanan karbon, berdasarkan informasi di situs IDX Carbon.

Unit karbon IDX Carbon berbentuk Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Melalui 2 proyek penurunan emisi, unit SPE-GRK di pasar reguler dikelompokkan menjadi Indonesia Technology Based Solutions (IDTBS).

Year-to-date (YTD) atau antara akhir Juni 2024 hingga 2024, nilai transaksi karbon di BEI Karbon mencapai Rp5,88 miliar atau setara 114.486 ton CO2 sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Nilai perdagangan karbon mencapai Rp36,7 miliar dengan volume setara CO2 608 ribu ton.

Upaya pengembangan karbon BEI, jelas Giustini, diharapkan dapat menarik minat pengguna jasa yang menawarkan sertifikat pengurangan karbon. Hal ini juga berlaku bagi pelanggan yang ingin mengimbangi emisi karbon mereka.

“Kami masih mencoba menunggu beberapa inisiatif, dan berupaya mengoptimalkan perkembangan pasar dalam negeri,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours