IKN Disebut Sarang Malaria, Kenali Gejalanya agar Tak Berujung Fatal

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Gedung Ibu Kota Negara (IKN) yang diresmikan Presiden Jokowi menarik perhatian media asing. Salah satunya terkait masalah kesehatan yang bisa terjadi di wilayah ini, yakni penyakit malaria.

Reuters baru-baru ini menerbitkan artikel berjudul “Presiden Indonesia berhasil merebut ibu kota baru negara.” Salah satu isu yang disoroti adalah kesehatan, dan para ahli kesehatan masyarakat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap malaria. Pasalnya, Kalimantan Timur, tempat IKN berada, merupakan daerah malaria terbesar kedua di Indonesia.

Para ahli epidemiologi memperkirakan penularan penyakit menular Anopheles masih menjadi risiko di IKN. Hal ini dikarenakan banyak pekerja tanpa izin yang melakukan pembalakan liar di hutan kota yang sedang dibangun.

Menurut data resmi, kasus malaria di Balikpapan, kota terdekat dengan IKN, meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2022 hingga 2023.

“Jika kita tidak berhati-hati, malaria akan meningkat dalam enam bulan hingga satu tahun,” kata Iqbal Elyazar, dari Departemen Penelitian Klinis Universitas Oxford di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Laporan Malaria Dunia 2020 yang disusun oleh WHO, malaria paling sering terjadi di Afrika (sekitar 90%), diikuti oleh Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika sub-Sahara.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kartim) Jaya Muarimin baru-baru ini mengatakan, dari 10 kabupaten/pasar di Kaltim, masih ada lima daerah yang belum dilaporkan adanya penyakit malaria. Yakni Kabupaten Berau, Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar), Paser, dan Kabupaten Penajam Pasar Utara (PPU). Partai tersebut bertujuan untuk menghilangkan penyakit malaria di Kalimantan Timur pada tahun 2027.

Apa itu malaria? Menurut website Kementerian Kesehatan RI, malaria disebabkan oleh virus bernama Plasmodium. Nyamuk Anopheles betina menularkan penyakit ini. Oleh karena itu, malaria lebih sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, tempat nyamuk Anopheles dan virus Plasmodium dapat berkembang biak.

Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi parasit malaria, parasit tersebut berkembang biak di hati dan menghancurkan sel darah merah. Akibat infeksi malaria pada sel darah merah, malaria dapat ditularkan melalui transfusi darah, transplantasi organ, atau penggunaan jarum suntik yang digunakan oleh pasien yang terinfeksi.

Bagi ibu hamil, penyakit malaria bisa menular ke janin sebelum atau sesudah kelahiran. Namun penyakit malaria tidak menular dari orang ke orang seperti influenza, dan tidak dapat menular melalui hubungan seksual, sehingga tidak perlu terlalu khawatir. Anda juga tidak dapat tertular jika melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau menyentuh barang-barang miliknya.

Gejala penyakit malaria tidak langsung muncul setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang sangat baik, maka kemungkinan tertular penyakit malaria akan berkurang.

Sebaliknya, pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, gejala malaria biasanya muncul 10 hingga 15 hari setelah digigit nyamuk.

Gejala pertama penyakit malaria biasanya berupa demam seperti flu dan sakit kepala. Gejala-gejala ini umum terjadi pada beberapa penyakit ringan dan sulit dikenali sebagai malaria. Mual, muntah, dan diare juga sering terjadi. Jika malaria tidak diobati dalam jangka waktu lama, penyakit ini dapat menyebabkan anemia dan penyakit kuning karena kekurangan sel darah merah.

Jika tidak diobati dalam waktu 24 jam, gejala ini bisa dengan cepat berkembang menjadi penyakit serius. Jika tidak segera diobati, infeksi malaria dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, kejang, penyakit jiwa, tidak sadarkan diri (koma), dan seringkali kematian.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours