Ilmuwan Suntik Cula Badak Hidup dengan Bahan Radioaktif untuk Melawan Perburuan

Estimated read time 2 min read

CAPE – Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, para ilmuwan di Afrika Selatan telah menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam cula badak yang masih hidup. Hal ini dilakukan agar culanya mudah terdeteksi di pos perbatasan dan untuk memerangi perburuan liar yang berlebihan.

Seperti dilansir Science Alert, Afrika Selatan, rumah bagi populasi badak terbesar di dunia, adalah target utama pemburu liar karena tingginya permintaan cula badak di Asia, yang digunakan dalam pengobatan tradisional.

Proyek inovatif ini berlangsung di cagar alam badak Limpopo di Waterberg, Afrika Selatan. Para ilmuwan menyuntikkan “dua chip radioaktif kecil” ke dalam cula badak yang masih hidup, seperti yang dijelaskan oleh James Larkin, direktur unit radiasi dan fisika kesehatan di Universitas Witwatersrand, yang memimpin inisiatif tersebut.

Menurut Nithaya Chetty, seorang profesor dan dekan sains di universitas yang sama, bahan radioaktif akan membuat cula tersebut “tidak berguna… pada dasarnya beracun untuk dikonsumsi manusia”.

Proses penyuntikan dilakukan pada badak yang dibius dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Upaya ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memerangi perburuan badak yang menyebabkan populasi badak berada di ambang kepunahan. Dengan menandai cula dengan bahan radioaktif, para ilmuwan bertujuan untuk membuat perdagangan cula menjadi tidak menarik dan berbahaya bagi pemburu liar dan penyelundup.

Meski proyek ini tergolong baru, para ilmuwan optimis metode ini dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi perburuan badak.

Inisiatif ini menunjukkan tekad dan inovasi para ilmuwan Afrika Selatan untuk menyelamatkan badak dari kepunahan. Mari kita tunggu dan lihat hasil dari proyek ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap populasi badak di Afrika Selatan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours