ILO adakan forum tingkat tinggi bahas kecerdasan buatan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menjadi tuan rumah forum tingkat tinggi bertema “Kecerdasan Buatan dan Implikasinya terhadap Pasar Tenaga Kerja di Indonesia” di Jakarta pada Kamis.

Menurut keterangan tertulis ILO Indonesia di Jakarta, forum tingkat tinggi ini bertujuan untuk mendorong dialog dan perencanaan kerja yang tepat waktu di era kecerdasan buatan dalam ketenagakerjaan di Indonesia.

Wakil Direktur Jenderal ILO Celeste Drake mengatakan ILO melakukan investasi besar untuk memperluas penelitian rintisan ILO di bidang kecerdasan buatan.

“Untuk meningkatkan visibilitas pekerjaan kami dan terlibat dengan konstituen dan pihak lain, kami akan meluncurkan observatorium baru mengenai pekerjaan di bidang kecerdasan buatan dan ekonomi digital pada awal September,” kata Drake.

Beliau juga mengatakan bahwa diskusi mengenai penetapan standar ILO untuk pekerjaan layak dalam perekonomian tahun 2025-2026 merupakan sebuah kesempatan untuk mendiskusikan potensi peran standar ketenagakerjaan internasional dalam mengatasi tantangan dan peluang yang timbul dari perkembangan teknologi.

Studi global ILO yang bertajuk Kecerdasan Buatan Generatif dan Pekerjaan: Analisis Global mengenai Dampak Potensial terhadap Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan, menunjukkan bahwa kecerdasan buatan cenderung meningkatkan, bukan menghancurkan pekerjaan, dengan melakukan otomatisasi, bukan mengambil alih tugas-tugas tertentu. Peran yang sempurna.

Studi ini menemukan bahwa potensi dampak kecerdasan buatan generatif bisa sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan, dengan dua kali lipat jumlah pekerja perempuan yang berpotensi terkena dampak otomatisasi.

Hal ini disebabkan oleh keterwakilan perempuan yang berlebihan dalam pekerjaan administratif, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan masa depan kecerdasan buatan dalam perekonomian Indonesia.

“Kami telah meluncurkan Strategi Nasional Pembangunan Ekonomi Digital Indonesia 2030 untuk membantu meningkatkan lanskap perekonomian, melindungi talenta digital, menciptakan lapangan kerja dan memastikan langkah kita menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan menekankan pentingnya pengelolaan pasar sejalan dengan perkembangan kebijakan ketenagakerjaan, yang diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dunia usaha dan partisipasi pekerja dalam pekerjaan yang layak.

Selain itu, Shinta Wijaja Kamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menekankan pentingnya kesetaraan dan inklusivitas.

“Infrastruktur kecerdasan buatan memainkan peran besar karena kecerdasan buatan harus dapat diakses oleh semua orang, termasuk perempuan dan kelompok marginal. “Mendorong inklusivitas dan kesetaraan dapat menjadi upaya menjembatani kesenjangan tersebut,” kata Shinta.

Ketua Penasihat Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Rexo Silaban mengatakan dialog sosial adalah kunci penerapan kebijakan nasional mengenai kecerdasan buatan dan memastikan partisipasi pekerja yang baik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours