Imigrasi Jakpus gulirkan program desa binaan cegah masalah sosial

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi Jakarta Pusat menggelar program desa bersubsidi untuk mencegah permasalahan sosial seperti sebaran pekerja migran Indonesia (PMI) yang tidak mengikuti prosedur, tindak pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan kriminalitas. kegiatan perdagangan orang (TPPM).

“Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” kata Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Pusat, Ronald Arman Abdullah di Jakarta, Rabu.

Ronald mengatakan, program desa ini dapat memperluas kapasitas pemberian informasi melalui pendampingan rutin Pejabat Imigrasi (Pimpasa).

Lebih lanjut, Ronald mengatakan Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, merupakan lokasi pertama Kelurahan Binaan Imigrasi di Jakarta Pusat.

“Kami berharap melalui program ini kita dapat memberikan pelayanan yang terintegrasi dan kemudahan akses kepada seluruh lapisan masyarakat. Menjadi senjata terbaik dalam melindungi masyarakat dari segala jenis penipuan,” kata Ronald.

Sementara itu, Camat Kemayoran Asep Mulyawan mengucapkan terima kasih kepada pihak Migrasi Jakarta Pusat yang telah menjadikan Kelurahan Kebon Kosong sebagai kampung pengembangan migrasi.

“Melalui media sosial melalui Migrasi Desa Berbantuan diharapkan mampu mencegah TPPO dan TPPM, sehingga membuat warga Desa Kebon Kosong lebih sigap “mendapatkan informasi mengenai tawaran pekerjaan atau perjalanan ke luar negeri,” kata Asep.

Sementara itu, Pemerintah Kota Jakarta Pusat tengah memperkuat pencegahan dan kewaspadaan sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi masyarakat terhadap kejahatan TPPO.

Acara yang digelar pada Selasa (28/5) ini bertujuan untuk mencegah dan menanggulanginya serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tindak pidana TPPO.

Dinas Pendidikan dan Sosial juga bekerja sama dengan Kejaksaan Agung dan Imigrasi untuk mencegah TPPO yang diikuti 1.000 peserta dari kalangan masyarakat, siswa sekolah menengah atas (SMA), guru, dan kepala sekolah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours