INACA berharap adanya relaksasi industri penerbangan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) berharap pemerintah memberikan keringanan kepada industri penerbangan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Kami berharap Kementerian BUMN nantinya bisa santai terhadap aktivitas bandara saat ini, sehingga respon terhadap tingginya nilai tukar rupee dapat membantu industri penerbangan untuk terus bertahan,” kata Presiden Jenderal INACA. , Denon Prawiraatmadja di sela-sela kegiatan Indonesia AERO Summit 2024, Selasa di Jakarta.

Denon menyebutkan sejumlah relaksasi yang diharapkan, antara lain perpajakan atas perolehan suku cadang pesawat, insentif, biaya layanan penumpang udara (PSC), serta harga bahan bakar penerbangan.

Nanti saya harus tanya ke Kementerian, relaksasi apa yang mau diberikan. Karena banyak, ada perpajakan, ada insentif, ada PSC, lalu ada harga avtur. .

Ia mengatakan, terkait harga avtur, pihaknya sudah menjalin komunikasi langsung dengan PT Pertamina.

Oleh karena itu, hal ini juga merupakan bagian dari upaya yang dilakukan INACA agar kementerian terkait dapat mencari solusi terkait kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupee, lanjutnya.

Ia juga mengatakan, pihaknya meminta bantuan seluruh kementerian, antara lain Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas hingga Kementerian Perhubungan. Kemenhub) dan badan usaha milik negara seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Angkasa Pura Indonesia (Persero).

Jadi, kami dibantu Kementerian Perhubungan untuk berbicara dengan Kementerian Keuangan, dibantu Kementerian Perhubungan untuk berbicara dengan Pertamina dan Angkasa Pura, ujarnya pula.

Presiden INACA Jenderal Denon Prawiraatmadja saat diwawancarai awak media di Jakarta, Selasa (2/7/2024). ANTARA/Harianto

Lebih lanjut Denon juga menyampaikan bahwa INACA berupaya mengadakan pertemuan dengan lembaga atau organisasi yang menyumbang biaya kegiatan operasional, sehingga dapat menekan biaya operasional sebagai langkah menyikapi nilai tukar rupee terhadap dolar AS.

Selain insentif, Denon mengatakan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan lalu lintas udara dalam waktu dekat.

“Jadi pengendalian biaya yang diperlukan sebelumnya masih cukup menjanjikan karena kita adalah negara kepulauan, dimana tidak ada pilihan lain untuk bepergian ke Indonesia dengan pesawat, hal ini perlu dipertimbangkan oleh kementerian yang berbeda,” ujarnya.

Selain itu, INACA juga berharap Kementerian Perhubungan dapat memutuskan agar pengaturan harga tiket pesawat tidak lagi mengacu pada tarif batas atas (TBA), melainkan sejalan dengan pasar.

“Agar harga tiket tetap terjangkau oleh masyarakat. Dan untuk tarif batas bawah ini tidak ada predatory price. Maka di sinilah letak fungsi kewenangan, fungsi pemerintah. Agar keseimbangan ekonomi ini tetap dapat diakses.” , dan juga dimungkinkan menjaga iklim usaha yang sehat, kata Denon.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours