INDEF nilai perlu ada insentif untuk nasabah menengah ke bawah

Estimated read time 2 min read

Abdul Manap Pulungan, Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Jakarta, mengatakan pemerintah perlu memberikan insentif untuk meningkatkan nilai tabungan dari nasabah kelas menengah ke bawah. dikatakan.

“Nasabah kelas menengah dan bawah (yang nilai tabungannya kurang dari 1 miliar) merupakan kelompok terabaikan, padahal mereka menopang perekonomian Indonesia dari sisi konsumsi,” kata Abdul Manap Pulungan Ta. Ia berbicara di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pertumbuhan nilai tabungan nasabah kelas menengah ke bawah terus menurun pada Januari hingga April 2024.

Pertumbuhan simpanan nasabah senilai Rp 100 juta hingga Rp 200 juta pada April 2024 hanya sebesar 2,96%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan simpanan nasabah semua kategori yang mencapai 7,58% di bulan yang sama.

Bahkan, angka tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan nilai tabungan nasabah kelas bawah yakni di bawah Rp 100 crore yang mencapai 4,77 persen pada April 2024.

“Karena adanya BLT (Bantuan Langsung Tunai), tingkat pertumbuhan masyarakat bawah masih 4,77%,” kata Abdul.

Selain itu, peningkatan simpanan dari teman-teman kelas menengah atas senilai Rp 2 miliar menjadi Rp 5 miliar dan nasabah elite senilai Rp 5 miliar juga meningkat pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, lanjutnya.

Pada bulan yang sama, tabungan kedua kelompok nasabah meningkat masing-masing sebesar 6,37 persen dan 10,2 persen.

Menurut dia, hal ini karena masyarakat kelas atas juga menikmati berbagai manfaat, salah satunya adalah Pemotongan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang ditanggung pemerintah (DTP).

“Yah, kelas menengah tidak diberi apa-apa. Makanya tingkat pertumbuhan tabungannya hanya 2,96%,” kata Abdul.

Padahal, kata dia, kelas menengah merupakan kelompok yang paling rentan terhadap guncangan ekonomi, terutama penurunan peringkat kredit akibat kenaikan harga barang kebutuhan pokok.

Hal itu dapat menurunkan konsumsi masyarakat kelas menengah dan menghambat kontribusinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, ujarnya.

“Kalau tidak belanja berarti ekonomi tidak tumbuh,” tambah Abdul.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours