Indef usul pemerintahan baru perbaiki daya beli di 100 hari pertama

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Institute of Economic and Financial Development (Indef) merekomendasikan pemerintahan baru untuk meningkatkan daya beli masyarakat setidaknya selama 100 hari pertama setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih – duduk

“Jika Anda melihat isu-isu lama, ada banyak isu bisnis dan berbagai jenis isu. Tapi apa yang ingin kita lakukan, setidaknya dalam 100 hari pertama, bergantung pada apa yang orang sebut sebagai kemenangan cepat pemerintah baru Opini, itu daya beli,” kata Wakil Direktur Indef Eko Ristoyanto saat debat. Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, peningkatan daya beli masyarakat merupakan cara terbaik untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di masa awal transisi pemerintahan.

Eko mengatakan membaiknya daya beli dapat mengubah prospek pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik.

Pak Eko mengamini bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi masih dominan pada kuartal I tahun ini. Namun, dia menjelaskan, kinerja perekonomian pada periode tersebut justru tertolong oleh pesatnya konsumsi belanja pemerintah yang tumbuh sekitar dua kali lipat dari normalnya akibat diselenggarakannya pemilihan umum.

“Konsumsi perumahan tidak akan mencapai 5% (pada kuartal pertama tahun 2024). Ketika kami bertanya kepada pengusaha, mereka biasanya menargetkan untuk memasukkan setidaknya 40% dari penjualan mereka selama periode Idul Fitri. Angkanya tetap di 4,91% (pertumbuhan), mungkin untuk pertama kalinya dalam keadaan normal di bawah 5%,” kata Eko.

Eko juga menyampaikan, meski Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2024 masih berada pada level optimis, namun indeks tersebut turun dari 127,7 pada April 2024 menjadi 125,2 pada Mei 2024. mengingatkan.

Meski begitu, Indef menilai masih ada peluang bagi sektor konsumen hingga akhir tahun. Eko meyakini konsumsi akan meningkat pada libur Natal, akhir tahun, dan peralihan menuju pemilukada.

Di sisi lain, pemerintahan baru juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain ancaman kenaikan cukai, rencana pajak pertambahan nilai sebesar 12% pada tahun 2025, inflasi pendidikan, ancaman harga BBM dan LPG, serta kenaikan harga komoditas menghadapinya. Dasar.

Pak Eko juga mengingatkan bahwa mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7% bukanlah hal yang mudah. Jika keputusan kebijakan tidak berubah, ia yakin pertumbuhan ekonomi akan tetap berada di kisaran 5%.

“INDEF sendiri di tahun 2024 diperkirakan tidak 5%, kita malah lebih rendah dari itu, hanya 4,8%, dan indikasinya di kuartal I 5,11%, makanya kita dalami,” kata Eco belum.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours