Indeks Kemitraan Polda DIY Tertinggi se-Indonesia, Ini Penjelasannya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DII) mendapat nilai tertinggi dalam perhitungan indeks komposit dengan nilai 53,56 di seluruh Indonesia. Data ini berdasarkan Institut Pertanian Bogor per 1 Agustus 2024.

Hasil tersebut merupakan sekumpulan nilai indeks dari data sekunder terkait kegiatan kepolisian, pengawasan, kemitraan, dan penegakan hukum. Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta telah berhasil menerapkan program kepolisian dan kemitraan yang efektif.

Agung Budi Prasetio, Spesialis IT Institut Teknologi Tangsel Selatan (ITTS), mengapresiasi kemitraan positif antara anggota Polri dan masyarakat, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang harmonis.

“Nah, kemitraan pendidikan dan lingkungan hidup hendaknya diterapkan tidak hanya di perguruan tinggi, tapi juga di pesantren,” kata Agung dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).

Praktisi Teknologi Informasi dari Institut Teknologi Tangsel (ITTS), Agung Budi Prasetio. Foto/Ista

Ia mengatakan, kerja sama anggota Polri dan Polmas merupakan kegiatan kepolisian untuk mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di lingkungan serta mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Prinsip kerja sama di bidang pendidikan adalah masyarakat terlibat langsung dalam pelaksanaan tugas menjaga keamanan dan ketertiban.

“Agar warga lingkungan hidup dapat terus menjaga, mengembangkan dan mengelola keselamatan dan ketertiban di lingkungannya serta memberikan solusi terhadap permasalahan,” jelasnya.

Agung mengimbau masyarakat di seluruh Indonesia berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh penyebaran media sosial yang masih belum jelas kebenarannya.

“Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi semakin canggih, dan kemudahan akses informasi juga membawa perubahan pada kebudayaan manusia. “Saat ini masyarakat secara massal sudah meninggalkan pola hidup lamanya menuju gaya hidup modern, sehingga warisan budaya nenek moyang tetap terjaga, mulai tergerus zaman,” jelasnya.

Agung juga mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur dengan pinjaman (pinjaman online) atau sejenisnya. Pasalnya, menjamurnya kacang pinus lebih banyak membawa bencana dibandingkan manfaat.

“Tentunya dengan adanya kerjasama antara anggota Polri dan masyarakat akan mengurangi ruang gerak judol dan pinjol. Masalahnya banyak orang yang kalah dalam permainan tersebut kemudian meminjam uang secara online untuk menutupi kerugiannya, namun pada saat yang sama berakhir. di game online,” tegasnya.

Ia mengatakan, jika ada yang ketahuan bermain piñola dan judol, maka yang bersangkutan akan mengambil jalan pintas, yakni bunuh diri atau melakukan kejahatan demi mendapatkan uang. Atau dapatkan uang dengan cara apa pun yang memungkinkan.

“Kejadian bunuh diri akibat kacang pinus dan judol semakin hari semakin meningkat. Data perceraian akibat judol di Tangsel mencapai 2.000 pasangan suami istri yang memutuskan berpisah di pengadilan agama,” ujarnya.

“Dampak buruk ini juga berdampak pada keutuhan rumah tangga dan meningkatkan angka perceraian. Mirisnya, profesi gurulah yang paling banyak berhutang, disusul korban PHK, ibu rumah tangga, pegawai, pedagang, tukang cukur, pengendara sepeda motor, supir taksi bahkan mahasiswa,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours