India Berburu Utang Rp59 Triliun, Ekspansi Minyak Besar-besaran

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Perusahaan penyulingan minyak milik negara India Bharat Petroleum Corporation Ltd (BPCL) mencari pinjaman sebesar US$3,8 miliar atau setara Rp59 triliun untuk memperluas kapasitas produksi.

Perusahaan minyak terkemuka sedang melakukan pembicaraan dengan bank-bank lokal besar untuk mengumpulkan dana bagi ekspansi ambisius ini. Jika bank menyetujui pinjaman BPCL, itu akan menjadi pinjaman dalam mata uang rupee India terbesar di negara tersebut.

Baca: Moskow Minta 50 Negara Bersatu Lawan Rusia

BPCL mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas penyulingan menjadi 1,12 juta barel per hari (bph) pada tahun 2028. Ini merupakan peningkatan sebesar 22% dibandingkan produksi minyak saat ini.

Perusahaan Minyak Bank India Punjab National Bank sedang dalam pembicaraan dengan Bank of Baroda dan Bank of Baroda untuk mengumpulkan pinjaman sebesar $3,8 miliar, Bloomberg melaporkan pada Selasa (03/09/2024), mengutip WatcherGuru.

Ekspansi minyak

Selain BPCL, Perusahaan penyulingan terkemuka lainnya seperti Nayara Energy dan Reliance Industries juga memiliki rencana ambisius serupa. Raksasa-raksasa ini kini menandatangani kontrak jangka panjang dengan perusahaan minyak Rusia untuk impor.

Rusia saat ini merupakan importir minyak terbesar India. Namun, sanksi AS terhadap Rusia atas invasi mereka ke Ukraina telah memungkinkan negara-negara berkembang untuk membeli minyak Rusia dengan harga diskon.

India telah menghemat hampir $7 miliar dari tahun 2022 hingga 2024 dengan membeli minyak dari Rusia dengan harga lebih rendah.

Baca: Mengikuti contoh Rusia, banyak negara ingin dolar AS terbalik.

Karena penyelesaiannya menggunakan mata uang lokal dan bukan dolar AS, India menghemat miliaran nilai tukar. India mendapat keuntungan dari sanksi AS terhadap Rusia dan membeli minyak dengan harga diskon. Ekspansi ini terjadi ketika perusahaan raksasa milik negara Arab Saudi, Aramco, meluncurkan tender untuk proyek-proyek strategis lepas pantai.

Tujuan dari tender baru ini adalah untuk mengamankan dan membantu perusahaan ini dalam meningkatkan kapasitas produksi minyak di lapangan migas Marjan. Insinyur untuk tender Aramco; pengadaan, Kontrak konstruksi dan instalasi (EPCI) bernilai antara $2 miliar dan $3 miliar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours