India: Mekanisme Pengiriman Pesan Keuangan Usulan Rusia Bisa Diterapkan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Usulan Rusia agar India menggunakan mekanisme pesan keuangannya sendiri – yang dikembangkan sebagai alternatif jaringan SWIFT global yang dikuasai Barat, mungkin bisa dilaksanakan. Jika disetujui, mekanisme ini akan membantu mendorong penyelesaian perdagangan dalam mata uang nasional yang tidak hanya mewujudkan dedolarisasi tetapi juga menghasilkan transaksi yang lebih murah, lebih cepat, dan efisien.

Mekanisme pengiriman pesan keuangan yang diusulkan Rusia telah diteliti oleh badan pusat India, Reserve Bank of India (RBI) dan dinyatakan berhasil. Namun pembahasan mengenai hal ini masih terus berlangsung. Keputusan akhir mengenai hal ini diharapkan juga mempertimbangkan aspek diplomasi.

Sebuah sumber yang dikutip Businessline mengatakan hal ini setelah pertemuan Perdana Menteri Narendra Modi baru-baru ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, di mana keduanya sepakat untuk mempromosikan penyelesaian komersial dalam mata uang nasional. Kedua negara juga sepakat untuk memperkenalkan instrumen keuangan digital dalam perjanjian bersama.

Sumber mengatakan telah terjadi pertemuan antara pejabat senior RBI dan berbagai bank sektor publik dengan rekan-rekan mereka di Rusia mengenai usulan sistem pesan alternatif di negara tersebut. Meski pembicaraan masih berlangsung, namun dari pembahasan tersebut, ada pandangan di RBI bahwa usulan tersebut layak dilakukan.

“Ini adalah masalah yang sensitif secara diplomatis sehingga perlu pertimbangan lebih lanjut,” kata sumber dilansir Businessline, Selasa (3/9/2024).

Diketahui bahwa bank-bank besar Rusia telah dilarang menggunakan sistem SWIFT, sebuah jaringan yang memungkinkan lembaga keuangan bertukar pesan elektronik tentang transaksi internasional yang memungkinkan pembayaran aman. Larangan tersebut merupakan bagian dari sanksi Barat terhadap Rusia setelah negara tersebut melancarkan operasi militer terhadap Ukraina pada Februari 2022.

“Selain menggunakan sistem SWIFT, Rusia kini menginginkan mitra dagang utama, termasuk India dan negara-negara BRICS lainnya, untuk bergabung dalam mekanisme transfer pesan alternatifnya sendiri,” kata sumber tersebut.

Seperti SWIFT, mekanisme Rusia juga dirancang untuk memungkinkan transmisi pesan keuangan tanpa hambatan antar lembaga keuangan di negara-negara yang menggunakan jaringan tersebut. Namun, mungkin diperlukan waktu bagi entitas baru untuk terhubung ke jaringan. Rusia ingin India menyetujui usulannya untuk menggunakan sistem pesan pembayarannya sendiri untuk bank karena hal ini dapat memfasilitasi kedua negara untuk beralih ke sistem pembayaran rupee-rubel.

Dengan peningkatan perdagangan India-Rusia menjadi USD 65 miliar pada tahun 2023-24 (sebagian besar pembelian minyak Rusia dari India) dan target perdagangan sebesar USD 100 miliar pada tahun 2030, kedua negara bersemangat untuk menjajaki penyelesaian perdagangan dengan mata uang nasional. “Untuk membuat penyelesaian perdagangan mata uang nasional dan pembayaran cepat menjadi lebih efisien, penting untuk memiliki mekanisme fasilitasi transaksi baru,” kata sumber tersebut.

India dan Rusia menginginkan sistem penyelesaian mata uang nasional karena akan mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang keras seperti dolar AS. Berdasarkan mekanisme tersebut, kedua bank sentral menetapkan nilai tukar langsung antara mata uang mereka, memutuskan nilai tukar referensi, dan tidak mengaitkannya dengan dolar AS. Penyelesaian transaksi secara langsung dalam mata uang nasional diyakini tidak hanya akan mendorong dedolarisasi, namun juga menghasilkan transaksi yang lebih murah, cepat, dan efisien.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours