INDICO perkuat ketahanan pangan nasional lewat ekosistem digital

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Indico, anak perusahaan Telkomselin, fokus mengembangkan ekosistem digital dan berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional dengan membangun platform inovasi di sektor pertanian untuk menerapkan smart farming dan Digital Food Ecosystem (DFE).

“Untuk benar-benar menjawab tantangan yang dihadapi sektor pertanian, kita perlu membangun ekosistem pangan yang kuat,” kata CEO Indico Andy Christiano di Jakarta.

Ia memahami bahwa petani memerlukan dukungan teknis yang tepat untuk menghadapi berbagai tantangan; Hal ini antara lain produktivitas yang rendah, infrastruktur yang tidak memadai, perubahan iklim, fluktuasi pasokan dan permintaan antar wilayah, serta limbah makanan.

DFE menunjukkan kinerja yang baik dalam proyek percontohan di Selogiri, Jawa Tengah. Setelah menerapkan inovasi dari DEP, 200 ton gabah berhasil dipanen dari 40 hektar lahan sawah rawan kekeringan.

Keberhasilan penerapan digitalisasi pertanian telah memungkinkan 50 petani menghasilkan produk berkualitas dan meningkatkan nilai komersial produk pertanian mereka.

Ia mengatakan inovasi dan teknologi ekosistem digital yang diterapkan telah mampu meningkatkan efisiensi biaya dan energi.

“Melalui DFE, kami mencoba menjawab tantangan nyata para petani dan pedagang di sektor pertanian. Kami berharap inovasi yang lahir dari DFE dapat menjamin stabilnya pasokan pangan ke pasar dan menciptakan model rantai pasok yang efisien,” ujarnya. .

Diwawancarai Andy, Guru Besar Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran (UNPAJ), Tommy Perdana mengatakan dengan fokus mengembangkan ekosistem pangan digital dari atas ke bawah, kita dapat menciptakan solusi pangan nasional yang lebih efektif dan berkelanjutan. keamanan. .

Populasi dan keanekaragaman hayati yang melimpah memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan ekosistem pangan digital Indonesia, yang akan meningkatkan produksi, distribusi, dan akses pangan secara berkelanjutan, ujarnya.

Menurutnya, ada tiga isu utama untuk mengembangkan ekosistem pangan digital: contract farming untuk menghubungkan produksi dengan pasar, teknologi digital (smart farming) untuk memungkinkan petani bekerja lebih efisien dan efektif, dan food hub untuk distribusi dan integrasi yang lebih baik. .

“Jadi, meskipun smart farming itu penting, namun ini hanyalah langkah awal dan bagian dari solusi yang lebih besar untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian Indonesia,” kata Tommy.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours