Indonesia-Afrika perluas kerja sama mineral kritis untuk baterai EV

Estimated read time 2 min read

Badung dlbrw.com – Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri untuk Asia-Pasifik dan Afrika Abdul Kadir Jailani mengatakan Indonesia membuka peluang untuk memperluas kerja sama dengan negara-negara Afrika terkait mineral penting untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV).

“Untuk membuat baterai listrik, kita membutuhkan banyak mineral penting, tidak hanya nikel. Masih banyak mineral lainnya dan kita tahu beberapa negara Afrika juga memiliki potensi pertambangan yang penting,” kata Abdul Kadir Jailani saat konferensi pers di sela-sela acara. Forum Indonesia-Afrika (IAF) di Badung, Bali, pada Minggu.

Abdul Kadir berbicara mengenai kolaborasi yang sudah berjalan yaitu kolaborasi lithium antara MIND ID dan Tanzania.

Ia menegaskan, kerja sama ini menunjukkan kebutuhan mineral kritis untuk produksi baterai mobil listrik tidak tercukupi jika hanya mengandalkan mineral dalam negeri.

“Kerja sama energi ini sangat bermanfaat bagi kami karena untuk proses transisi energi, Indonesia juga membutuhkan mineral-mineral kritis dan kami tahu bahwa kami tidak hanya memproduksinya sendiri,” ujarnya.

Selain potensi pertambangan yang dimiliki negara-negara Afrika, Abdul Kadir juga menyampaikan bahwa Afrika mempunyai potensi yang sangat besar di bidang perdagangan.

Ia menambahkan, hubungan perdagangan Indonesia dengan Afrika pada masa lalu masih tergolong lemah. Oleh karena itu, menurutnya, sudah saatnya Indonesia mengambil langkah untuk memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara Afrika.

“Sudah waktunya bagi Indonesia untuk bertindak. Kita sedang melakukan reorientasi ke arah dimana kita sekarang melihat bahwa ada potensi yang belum dimanfaatkan di pasar Afrika, dan sudah saatnya kita memanfaatkannya secara optimal,” kata Abdul Kadir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan pasar baterai kendaraan listrik (EV) di benua Afrika sebagai bagian dari perluasan industri kendaraan listrik Indonesia.

“Populasi Afrika akan berlipat ganda pada tahun 2045. Ini akan menjadi pasar yang besar,” kata Luhut saat berbicara pada International Battery Summit di Jakarta, Senin, 29 Juli.

Oleh karena itu, Indonesia gencar mengajak negara-negara di benua Afrika untuk bekerja sama.

Untuk membangun kerja sama tersebut, beliau melakukan perjalanan ke Afrika untuk menciptakan komunikasi mengenai industri mobil listrik, kata Luhut.

“Mereka melihat Indonesia sebagai negara yang bisa membantu mereka dengan kendaraan listrik,” kata Luhut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours