Indonesia apresiasi langkah Slovenia akui Palestina

Estimated read time 3 min read

Batavia (ANTARA) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengucapkan terima kasih Indonesia atas keputusan Slovenia mengakui negara Palestina pada 4 Juni lalu.

“Saya sangat mengapresiasi Slovenia yang telah mengambil keputusan pada sisi sejarah yang benar. Hal ini menunjukkan kepemimpinan dan komitmen Slovenia terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, termasuk kasus Palestina,” kata Retno dalam transkrip siaran pers, usai bertemu dengan orang Slovenia. Menteri Luar Negeri Tanja Fajon pada Rabu di Ljubljana (26/6).

Retno mengatakan Slovenia senantiasa mengklaim pentingnya gencatan senjata dan pentingnya bantuan kemanusiaan.

Ia juga mengatakan bahwa Slovenia terus mendukung kerja Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA). Dan seperti Indonesia, Slovenia meningkatkan dukungannya terhadap UNRWA.

“Slovenia saat ini merupakan anggota tidak tetap DK PBB. Dalam pemungutan suara mengenai Palestina, Slovenia selalu memilih,” ujar Menlu Retno.

Seperti Indonesia, Slovenia memutuskan untuk memberikan pendapat penasehat kepada Mahkamah Internasional (ICJ) dan menjadi salah satu dari sedikit negara di Uni Eropa yang mengambil langkah tersebut.

Slovenia menjadi negara anggota PBB ke-145 dan anggota Uni Eropa ke-10 yang mengakui Palestina.

“Dalam pertemuan bilateral tersebut kita sepakat untuk mengupayakan perdamaian dan memperjuangkan hak-hak Palestina,” kata Retno.

Bilateral

Di tingkat bilateral, pembicaraan Retno dan Fajon terfokus pada upaya peningkatan kerja sama ekonomi. Dalam lima tahun terakhir, tren perdagangan dan investasi kedua negara terus berkembang.

Dari segi jumlah penduduk, Slovenia memang kecil, namun Slovenia memiliki pelabuhan Koper yang dapat dijadikan sebagai pelabuhan alternatif bagi barang-barang Indonesia untuk masuk ke Eropa Tengah dan Timur.

“Wilayah Indonesia juga mulai melakukan perdagangan dengan Slovenia,” kata Retno.

Jika melihat angka perdagangan kedua negara, Indonesia mengalami surplus yang besar dengan ekspor batu bara yang lebih banyak.

Dalam pertemuan dengan Fajon, Retno membahas upaya diversifikasi perdagangan antara lain yang berbasis komoditas seperti kertas, sepatu, serat buatan, alat elektronik, pakaian, plastik, buku cetak, kapas, dan kendaraan bermotor.

Kedua menlu juga membahas upaya percepatan perundingan Indonesia-Europe Comprehensive Economic Union Agreement (Indonesia-EU CEPA) yang diyakini akan membuka pintu lebih luas untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.

Retno juga mengundang Slovenia, khususnya para pelaku usaha, untuk berpartisipasi dalam Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) ke-2 di Batavia pada 7-8 Oktober dan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 9-12 Oktober.

Kunjungan Retno merupakan kunjungan pertama yang dilakukan Menteri Luar Negeri Indonesia selama 21 tahun terakhir, yang diambil dari nama kunjungan mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda ke Slovenia pada tahun 2003.

Pada Mei tahun lalu, Fajon mengunjungi Indonesia setelah kunjungan terakhir Menteri Luar Negeri Slovenia pada tahun 2006.

“Singkatnya, Slovenia dan Indonesia berupaya untuk bersatu, menyambung kembali hubungan bilateral mereka. Mereka tidak hanya melakukan rekoneksi tetapi juga memutuskan untuk memperkuat diri,” kata Retno.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours