Indonesia-China meningkatkan kerja sama transisi energi melalui CBL

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Presiden Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan proyek antara CBL dan Indonesia Battery Corporation di Buli, Maluku Utara sebagai bentuk kerja sama Indonesia dan China di bidang energi dan industri revolusioner.

“Saya berharap NDRC dapat mendukung kerjasama antara CBL (Contemporary Brunp Lygend Co Ltd) dan IBC (Indonesia Battery Corporation) dalam produksi jasa peralatan baterai dan jasa daur ulang baterai di kawasan industri Buli, Maluku Utara,” kata Luhut di kawasan itu. keterangan diterima di Jakarta, Jumat.

Hal itu diungkapkannya saat berkunjung ke Beijing, China. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan Tiongkok di banyak bidang, termasuk energi dan perubahan industri.

Oleh karena itu, Luhut berharap adanya dukungan National Development and Reform Commission (NDRC) China yang dipimpin oleh Zheng Shanjie untuk mendukung proyek pengembangan baterai di kawasan industri Buli, Maluku Utara.

CBL, atau Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., didirikan pada Oktober 2020, yang merupakan kemitraan antara Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co., Ltd., Ningbo Lygend New Energy Co., Ltd., dan Ningbo Meishan Port Trade Free Pelabuhan Perdagangan. Harga saham Ruiting Investment Co., Ltd.

Proyek tersebut berfokus pada pengembangan industri baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi sebesar 5,9 miliar dolar AS.

Investasi tersebut mencakup pengembangan teknologi baterai, mengintegrasikan sumber daya mulai dari penambangan nikel, hingga produksi dan daur ulang baterai.

CATL, pemegang saham utama Ningbo Brunp, memiliki teknologi baterai dengan kapasitas produksi sebesar 170,39 GWh pada akhir tahun 2021.

Proyek CBL di kawasan industri Buli seluas 2.000 hektare akan menjadi pusat manufaktur dan servis baterai kendaraan listrik. Proyek tersebut mencakup bijih nikel laterit, produk berbasis nikel, bahan baku baterai energi baru, dan daur ulang baterai.

Dengan kombinasi sumber daya dan teknologi serta dukungan dari kedua pemerintah, proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai global serta memperkuat kerja sama ekonomi dan teknologi antara Indonesia dan Tiongkok.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours