Indonesia dan China Kompak Kebut Dedolarisasi, Penggunaan Mata Uang Lokal 80,6%

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Indonesia dan Tiongkok semakin banyak menggunakan de-dolarisasi, dan jumlah transaksi menggunakan mata uang lokal Bank Indonesia (BI) (Local Currency Transactions) antara Indonesia dan Tiongkok meningkat.

Deputi Gubernur Jenderal BI Destry Damayanti mengatakan perdagangan menggunakan jalur LCT antara Indonesia dan China mencapai $887,434 juta atau meningkat 80,6% dibandingkan Juni 2023.

“Kalau LCT trennya terus naik, bahkan China yang beberapa waktu lalu lemah karena perekonomiannya masih sulit, kini terus tumbuh dalam dua bulan terakhir,” kata Destry dalam konferensi pers. BI GDR pada Juli 2024 di Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Secara keseluruhan, lanjut Destry, kinerja LCT Januari hingga Juni mencapai USD 4,7 miliar atau Rp 75,20 triliun atau meningkat 45,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang diterima hanya USD 3,22 miliar,” ujarnya.

Jumlah pelanggan LCT sebanyak 4.379 atau tidak berubah. Menurut Destry, mitra terbesar Indonesia dalam LCT adalah Tiongkok yang mewakili 42,9% dari seluruh perdagangan.

“Jumlah pelanggannya tidak banyak berubah, masih 4.379 pelanggan, dan yang menarik di sini adalah China berkembang pesat, dimana pada bulan Juni transaksi mereka mencapai 42,9% dari total transaksi LCT kami,” tambah Destry.

Oleh karena itu, menurut Destry, penggunaan LCT penting untuk menurunkan pasar keuangan yang mulai menunjukkan tren positif. LCT juga membantu perdagangan dan investasi Indonesia.

“Tampaknya hasilnya mulai membuahkan hasil melalui program perdagangan dan investasi LCT kami,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours