Indonesia menegaskan komitmen selesaikan proses ratifikasi TPS-OIC

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mandag) Zulkifli Hassan mengatakan Indonesia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan dan menyelesaikan proses persetujuan Sistem Perdagangan Preferensial Organisasi Kerja Sama Islam/OKI (TPS-OIC) demi kemajuan OKI.

“Negara-negara OKI harus bekerja sama untuk memperkuat perdagangan intra-OKI untuk mengatasi ketidakpastian global dan gejolak geopolitik yang terjadi saat ini,” kata Zulkifli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono menghadiri Pertemuan Pejabat Tingkat Tinggi (SOM) ketiga Komite Perundingan Perdagangan TPS-OIC (TNC) di Istanbul, Turki pada Senin (6 Oktober). Pentingnya peran TPS-OIC dalam memperkuat hubungan kerjasama dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota OKI.

Djetmiko memimpin delegasi Indonesia menghadiri pertemuan SOM sebagai pendahuluan dari rangkaian pertemuan tingkat menteri TPS-OIC dan pertemuan informal tingkat menteri D-8.

Ia mengatakan Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan proses ratifikasi TPS-OKI untuk meningkatkan perdagangan intra-OKI.

“Kami berpendapat bahwa informasi penting mengenai ruang lingkup TPS-OIC harus dibuka kepada seluruh negara anggota OKI. Selain itu, penggunaan TPS-OIC juga harus disosialisasikan untuk mendorong aksesi dan kontribusi negara anggota lainnya. perlu meningkatkan perdagangan intra-OKI,” kata Djatmiko.

Selain itu, pertemuan TNC SOM TPS-OIC membahas perkembangan implementasi TPS-OIC khususnya di 13 negara anggota OKI yang telah menyelesaikan proses ratifikasi.

Pertemuan tersebut juga menggelar pembahasan awal mengenai usulan Turki untuk memperluas TPS-OKI. Selain itu, deklarasi tingkat menteri Istanbul telah disusun pada pertemuan tersebut, yang akan disetujui pada pertemuan tingkat menteri TNC TPS-OKI ketiga yang akan diadakan pada hari Selasa.

Pada tahun 2023, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota OKI mencapai $62,2 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar $33,2 miliar dan impor sebesar $29 miliar.

Hal ini membuat Indonesia mencapai surplus perdagangan sebesar 4,2 miliar dolar. Selama lima tahun terakhir (2019-2023), perkembangan dunia usaha menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,5 persen.

Produk ekspor Indonesia yang paling penting ke negara-negara anggota OKI adalah minyak sawit dan turunannya, batu bara, mobil dan kendaraan bermotor, serta perhiasan. Sementara itu, produk impor terpenting Indonesia dari negara-negara anggota OKI adalah produk minyak dan gas, besi dan baja, serta produk kimia dan bahan baku industri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours