Indonesia pelajari wisata konservasi dari negara-negara Afrika

Estimated read time 2 min read

Badung (Antara) – Menteri Pariwisata dan Bisnis (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara mengenai pembelajaran yang didapat pada konferensi pers Forum Kerjasama Multilateral (HLF-MSP) dan konferensi pers Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2. Afrika

“Apa yang kami pelajari dari Afrika adalah perjalanan konservasi, jadi kami bertemu dengan presiden Zanzibar dan Aljazair, dan seperti Aljazair, negara ini adalah negara dengan kerusakan bangunan era Romawi yang paling parah, lebih besar dari Italia. kata di Kabupaten Badung, Selasa.

Sandiaga mengatakan, wisata konservasi dapat dikaji dalam budaya negara-negara di kawasan Afrika karena peninggalan sejarah dapat dijadikan daya tarik wisata dan dipelihara dengan baik hingga saat ini.

Selain riset konservasi, Menparekraf dikejutkan dengan negara Zanzibar di kawasan Tunisia yang 30 persen pendapatan negaranya berasal dari sektor pariwisata, namun fokus pada wisata satwa.

“Tiga puluh persen perekonomian disumbangkan oleh pariwisata yang fokus melihat satwa, jadi kalau sampai di sana bukan mewah tapi resort yang nyaman, daya tarik utamanya melihat jerapah, gajah, atau satwa lainnya,” kata Sandiaga.

Indonesia akan mengambil pengalaman dari negara Afrika ini dan menjadikannya sebagai peluang pertukaran pelajar di masa depan, karena Afrika tertarik mempelajari sistem pariwisata Indonesia.

Selain Zanzibar yang ingin mengirimkan mahasiswanya belajar ke Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Crossing Meeting IAF ke-2 menerima lamaran dari Aljazair, Sudan, dan Maroko yang berminat mempelajari pariwisata berkelanjutan dan manajemen pertemuan. Insentif, Konferensi dan Pameran (MICE).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours