Indonesia sambut disahkannya resolusi gencatan senjata DK PBB

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia menyambut baik ratifikasi resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) sebagai langkah positif menuju tercapainya gencatan senjata dan penyelesaian konflik komprehensif di Jalur Gaza akibat agresi Israel sejak Oktober 2023.

Resolusi Dewan Keamanan 2735 Tahun 2024 yang disahkan pada Senin (10/6) didukung oleh 14 negara anggota Dewan Keamanan, termasuk Amerika Serikat sebagai negara pengusul.

Sementara itu, Rusia mengumumkan pihaknya menahan diri.

“Pengadopsian Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 (2024) mengenai usulan gencatan senjata tiga fase merupakan langkah yang sudah lama tertunda namun penting untuk mengakhiri kekejaman terhadap rakyat Palestina dan membangun gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan pernyataannya di media sosial X yang dipantau di Jakarta, Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta semua pihak segera mencapai kesepakatan untuk memastikan gencatan senjata yang permanen dan berkelanjutan di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri Indonesia juga berharap gencatan senjata yang akan datang dapat menjamin kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan darurat kepada rakyat Palestina dan membuka jalan bagi solusi dua negara sebagai langkah penyelesaian konflik Palestina-Israel.

Pada saat yang sama, menanggapi ratifikasi resolusi Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan bahwa resolusi tersebut sejalan dengan aspirasi rakyat Palestina, yang menginginkan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan berakhirnya konflik. terhadap agresi Israel.

Oleh karena itu, ia menegaskan agar rakyat Palestina bersatu mendukung implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Kelompok militan Hamas juga mendukung resolusi tersebut dan menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan mediator untuk melakukan negosiasi tidak langsung mengenai penerapan prinsip-prinsip resolusi tersebut, yang menurut mereka sejalan dengan tuntutan rakyat.

Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut diambil dengan latar belakang agresi Israel di Jalur Gaza yang belum berhenti sejak Oktober 2023. Serangan Israel tersebut menewaskan lebih dari 36.600 warga sipil, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 83.000 orang.

Menurut PBB, agresi Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, merusak dan menghancurkan 60 persen infrastruktur Gaza, serta menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours