Indonesia utamakan diplomasi krisis Timteng jaga perekonomian nasional

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia mengutamakan diplomasi dalam krisis yang terjadi di kawasan Timur Tengah agar tidak berdampak pada perekonomian nasional.

Konflik di Timur Tengah mempunyai potensi dampak yang cukup besar terhadap perekonomian nasional, kata Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Qadir Gilani dalam diskusi online yang digelar di Jakarta, Senin.

Abdul mengatakan krisis Timur Tengah memberikan dampak ekonomi yang nyata, termasuk dinamika pasar minyak.

Jika konflik di sana tidak dapat dihentikan, maka keterlibatan pejuang Houthi yang dapat memutus rantai pasokan di Laut Merah akan meningkatkan biaya energi dan rantai pasokan dan tentunya juga mempengaruhi nilai tukar.

“Indonesia berkepentingan untuk mengatasi krisis ini bukan hanya karena solidaritasnya, tapi juga untuk melindungi kepentingan nasionalnya,” kata Abdul.

Abed mengatakan, diplomasi pemerintah saat ini aktif di dunia internasional untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, guna membatasi eskalasi kekerasan.

Kedua, mendorong segera dilaksanakannya bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

“Isu ketiga dan terpenting adalah solusi jangka panjang, yaitu mencapai atau melanjutkan proses perdamaian antara Israel dan Palestina dengan tujuan mencapai solusi dua negara,” kata Abed.

Selain itu, ia melihat dalam beberapa pekan terakhir, hubungan Iran dengan Israel sangat tegang, dan kemungkinan terjadinya perang sangat tinggi.

Hal ini akan mengkhawatirkan jika berkembang menjadi konflik atau perang regional yang kemungkinan besar akan berdampak pada sektor moneter.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours