Ini Cara Produsen Mobil China Hindari Kenaikan Tarif Bea Masuk Uni Eropa

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Komisi Eropa mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan hingga 38,1 persen terhadap impor mobil listrik dari China mulai Juli mendatang. Tindakan tersebut diperkirakan akan memicu pembalasan dari Beijing, yang pada hari Rabu mengatakan bahwa pihaknya akan bertindak untuk melindungi kepentingannya.

Berita ini muncul kurang dari sebulan setelah Washington mengumumkan rencana untuk menggandakan pajak impor kendaraan listrik dari Tiongkok menjadi 100 persen. Brussels mengatakan tarif tambahan, yang berkisar antara 17,4 persen hingga 38,1 persen, ditujukan untuk melawan subsidi berlebihan yang diberikan pemerintah Tiongkok kepada pembuat mobil listrik. Ini di luar pajak mobil standar sebesar 10 persen.

Asosiasi Kendaraan Penumpang Tiongkok tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan tarif ini. Cui Dongshu, sekretaris jenderal CPCA, mengatakan tarif sementara Uni Eropa sekitar 20 persen akan berdampak kecil pada sebagian besar perusahaan Tiongkok. Ia mengatakan perusahaan seperti Tesla, Geely, dan BYD masih memiliki potensi besar untuk berkembang di Eropa.

Produsen mobil Tiongkok juga mulai berinvestasi dalam produksi di Eropa untuk menghindari tarif. Beijing baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang memperkuat kemampuannya untuk membalas tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat atau UE.

Bea masuk sementara UE akan mulai berlaku pada 4 Juli dan peninjauannya akan berlangsung hingga 2 November. Komisi Eropa mengatakan akan mengenakan tambahan 21 persen pada perusahaan yang bekerja sama dalam penyelidikan dan 38,1 persen pada perusahaan yang tidak mau bekerja sama.

Kekhawatiran sebenarnya datang dari produsen mobil Eropa. Volkswagen, salah satu produsen mobil terbesar di Eropa, memperingatkan bahwa dampak negatif pajak akan lebih besar daripada manfaatnya, terutama bagi industri mobil Jerman. Mercedes-Benz menyatakan Jerman sebagai negara eksportir tidak membutuhkan lebih banyak hambatan perdagangan. BMW juga mengatakan pajak yang diusulkan adalah “cara yang salah”.

Tiongkok menyumbang sekitar 30 persen dari penjualan mobil Jerman pada kuartal pertama tahun 2024, dan beberapa ekonom mengatakan dampak langsung dari bea masuk tambahan tersebut akan kecil terhadap perekonomian secara keseluruhan. UE mengimpor sekitar 440.000 kendaraan listrik dari Tiongkok dalam 12 bulan terakhir, senilai €9 miliar atau sekitar 4 persen dari belanja kendaraan domestik.

Pengumuman tarif tersebut berdampak langsung pada saham beberapa produsen mobil Eropa yang memiliki pangsa pasar besar di Tiongkok. BMW, misalnya, kemungkinan akan dikenakan pajak tambahan atas kendaraan listrik buatan China dan dijual di Eropa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours