Ini rekomendasi dokter mata agar terhindar dari ablasio retina

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Konsultan dokter mata di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. Dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K) memberikan beberapa anjuran kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan mata agar terhindar dari ablasi retina.

“Jika kita bertindak cepat terhadap ablasi retina, hasilnya bagus, sehingga penglihatan kita kembali sebaik mungkin. Tentunya jika kita melakukan pengobatan yang tepat,” kata dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M (K) dalam sebuah wawancara. diskusi online di Jakarta, Selasa.

Gita menjelaskan, ablasi retina merupakan kondisi berbahaya dimana retina bagian belakang mata terlepas dari posisinya. Hal ini membuat penderitanya kesulitan melihat objek dengan jelas.

Dalam kasus yang umum ditemukan di RSCM, sebagian besar pasien datang dalam keadaan di mana pelepasan telah menyebar dan terlambat menerima pengobatan. Padahal, kondisi ini bisa menimbulkan efek jangka panjang berupa gangguan penglihatan, retina tidak fleksibel, kaku, dan sulit dipasang kembali meski sudah menjalani operasi.

“Oleh karena itu, kasus-kasus tersebut perlu segera kita tangani, jika pasien yang baru menjalani operasi atau sudah lama tidak menjalani operasi karena berbagai sebab tidak dapat memperoleh pertolongan dengan cepat, hal ini dapat menyebabkan pasien tersebut berakhir dengan kebutaan permanen,” ujarnya. dikatakan. .

Untuk meminimalisir risiko ablasi retina, Gita mengatakan hal ini bisa dilakukan sejak usia muda. Langkah pertama adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, terutama saat anak belum masuk sekolah.

Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan mencari kelainan pada mata seperti mata juling atau mempunyai minus yang tinggi. Selain itu, pada masa remaja dan dewasa pertengahan, pemeriksaan dapat dilakukan satu atau dua tahun sekali untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit mata.

“Tetapi kita harus lebih rutin memeriksakan diri ketika kita sudah berusia 40 tahun ke atas. Saat itu kita mungkin sudah membutuhkan kacamata baca, lalu ada penyakit seperti katarak. Jadi kalau kita punya faktor risiko seperti diabetes, kita harus lebih rutin memeriksakannya. setahun sekali,” ujarnya.

Sekalipun sudah terlanjur mengalami ablasi retina, pasien harus segera dikirim ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Jika kasus yang ditangani baru saja terjadi dan robekan retina belum juga terlepas, dokter biasanya akan segera memberikan penanganan berupa laser retinal.

Laser diarahkan ke sekitar area robekan untuk mencegah ablasi retina. Namun jika retina sudah robek dan terlanjur lepas, dokter akan menyarankan tindakan operasi yang terbagi dalam tiga cara, yaitu pemasangan retina, penggunaan silikon, atau pemasangan alat pada mata untuk memperbaiki retina langsung dengan alat dalam. . mendekati .

Gita mengatakan, proses penyembuhan penglihatan pasca operasi rata-rata memakan waktu sekitar tiga bulan. Namun pada bulan pertama, pasien sudah bisa kembali beraktivitas.

Anjuran selanjutnya yang ia berikan adalah banyak mengonsumsi makanan bergizi yang baik untuk mata, seperti sayur dan buah yang kaya vitamin dan mineral.

“Kemudian penting juga untuk menghindari melihat atau terkena sinar ultraviolet, jangan melihat langsung ke matahari. Selanjutnya kurangi kebiasaan mengucek mata karena dapat merusak kornea kita. Kita harus belajar menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut untuk melindungi mata kita,” kata Gita.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours