Inisiatif PLN EPI Kembangkan Energi Bersih Tekan 3,7 Miliar Ton Emisi CO2

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus mendukung transisi energi di sektor ketenagalistrikan dengan mengembangkan sejumlah inisiatif energi bersih. Direktur PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan PLN EPI berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

“PLN EPI mendukung Holding PLN dalam menegaskan komitmen transisi energi untuk mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060. Berbagai inisiatif yang dilakukan PLN akan berdampak pada pengurangan 3,7 miliar ton CO2e,” kata Iwan dalam keterangannya, Selasa. (6/8/2024).

Iwan mengatakan, dalam 4 tahun terakhir, PLN membatalkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 13,3 gigawatt (GW) yang sebelumnya masuk dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL). PLN mengganti pembangkit listrik tenaga batubara berkapasitas 800 MW dengan pembangkit listrik tenaga gas dan membatalkan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) pembangkit listrik batubara berkapasitas 1,3 GW.

Komitmen PLN dalam mempercepat transisi energi tidak berhenti sampai di situ. PLN juga menginisiasi program Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (ARED).

Dengan ARED, PLN membangun distribusi listrik nasional melalui super grid yang ramah lingkungan. Dengan tersambungnya sistem ketenagalistrikan Indonesia yang sebelumnya terisolasi antar pulau, maka potensi energi terbarukan berskala besar yang belum tereksploitasi dapat dimaksimalkan. Pasokan listrik berbasis EBT akan meningkat dari 22 GW menjadi 61 GW.

Selain itu, untuk mengatasi permasalahan gangguan sumber EBT, PLN juga membangun smart grid dengan pembangkit listrik pintar dan pembangkit fleksibel yang dilengkapi dengan smart transmisi, smart distribution, smart control center, dan smart meter. Menurut ARED, 75 persen penambahan kapasitas listrik berasal dari EBT, sedangkan 25 persen berasal dari gas alam.

“PLN akan bergantung pada LNG untuk mengkompensasi penurunan produksi gas atau pasokan pipa untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional,” Ivan

Iwan menjelaskan, penggunaan gas melalui LNG akan meningkat seiring berjalannya waktu dari sekitar 55% saat ini menjadi 69% pada tahun 2040.

Sementara itu, Direktur Gas dan Bahan Bakar PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan inisiatif mendorong energi bersih juga diwujudkan melalui pengembangan hidrogen hijau.

“PLN menjadi yang terdepan dalam pengembangan hidrogen ramah lingkungan di Indonesia dengan menginisiasi ekosistem hidrogen global,” kata Rakhmad.

Ia menjelaskan, PLN berada pada posisi yang tepat untuk memenuhi permintaan hidrogen yang terus meningkat di Indonesia dan pasar ekspor. Dengan keunggulan produksi dan pasokan, PLN mempunyai kapasitas untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan rantai pasokan hidrogen di Indonesia.

Hingga saat ini, PLN telah membangun ekosistem hidrogen ekologis yang kompleks. PLN telah memiliki 22 pembangkit listrik tenaga hidrogen hijau (GHP) yang menggunakan pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, dan sertifikat energi terbarukan.

Dari total 22 GHP, PLN mampu memproduksi hidrogen hijau sebanyak 203 ton/tahun. Dimana 75 ton hidrogen dikonsumsi untuk kebutuhan operasional pabrik. Saat ini, sebanyak 128 ton dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan lain, termasuk kendaraan hidrogen.

Tak hanya GHP, PLN juga memiliki Hydrogen Filling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Kendaraan Hidrogen di kawasan Senyan Jakarta. Diresmikan pada bulan Februari 2024, HRS menjadi perusahaan HRS pertama di Indonesia.

Dalam pengembangan ekosistem hidrogen hijau PLN, saat ini sudah mulai dilakukan pilot project untuk mengubah kelebihan produksi hidrogen hijau menjadi amonia hijau untuk program co-firing PLTU PLN. Rahmad menjelaskan, amonia hijau yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar co-firing PLTU Labuan.

Komitmen pengembangan ekosistem hidrogen ekologis terus dipenuhi oleh PLN EPI yang mendapat amanah dari PLN untuk mendorong pemanfaatan hidrogen sebagai energi bersih sesuai dengan komitmen NZE 2060 mendatang, jelas Rakhmad.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours