Inovatif, Anak Usaha BUMI Jadi Pionir Pengelolaan Limbah Tambang

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Sejalan dengan prinsip good mining practice, emiten pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus melakukan berbagai langkah untuk menjaga keberlanjutan. Antara lain konsisten melakukan inovasi dalam pengelolaan limbah pertambangan untuk meminimalisir potensi pencemaran lingkungan.

Limbah operasional dikelola sesuai dengan peraturan pemerintah, mulai dari tata cara penyimpanan, pemanfaatan, pengolahan internal hingga dikirimkan ke pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dikelola lebih lanjut. Pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) juga dilaporkan secara berkala kepada instansi yang berwenang yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup Daerah dan Provinsi.

Presiden BUMI Adika Nuraga Bakrie menegaskan, terobosan dan inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup menjadi salah satu komitmen utama perusahaan dan seluruh unit bisnisnya. Menurutnya, upaya tersebut merupakan indikasi nyata keseriusan BUMI untuk terus mendukung implementasi program pemerintah dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Kami akan terus berinovasi dan meningkatkan peran perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai standar internasional dan mematuhi seluruh peraturan lingkungan hidup, serta meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tambang terhadap konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam,” tegas Adika. . keterangannya, Senin (10/6/2024).

Salah satu langkah taktis yang diterapkan adalah upaya 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery) yang dilakukan PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha BUMI. Perusahaan ini merupakan pionir dalam penggunaan oli bekas untuk peledakan di tambang. Limbah B3 berupa oli bekas digunakan sebagai pengganti bahan baku solar pada produksi bahan peledak ANFO-Emulsi oli bekas 100%. Selain mengurangi limbah, langkah ini juga berhasil meningkatkan penghematan energi.

Pada tahun 2022, KPC akan menggunakan sekitar 44% dari jumlah oli bekas yang berasal dari servis alat-alat pertambangan berat. Tak hanya itu, praktik kerja KPC dalam penggunaan oli bekas juga telah terstandarisasi dalam SNI 7642:2010 yang mengatur tentang tata cara penggunaan oli bekas untuk pencampuran amonium nitrat dengan bahan bakar minyak pada tambang terbuka. Dengan demikian, inovasi ini dapat menjadi panduan bagi perusahaan lain yang ingin menerapkan hal serupa.

Inovasi lainnya adalah penggunaan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yang merupakan limbah pembakaran batu bara. Sejak tahun 2017, KPC telah mengalami kemajuan dalam pengujian penggunaan FABA sebagai bahan baku untuk menutupi bahan berpotensi asam (PAF) guna mencegah terbentuknya air asam tambang di area reklamasi.

Material PAF yang diendapkan di TPA ditutup dengan lapisan penutup yang terdiri dari FABA, material non-acid forming (NAF) dan topsoil yang berfungsi sebagai media tanam untuk kegiatan revegetasi. Keberhasilan uji coba ini membuat KPC diberikan izin untuk menggunakan FABA sebagai material pelapis PAF di area reklamasi tambang. yaitu J-Void, Galaxy Dump dan Full Moon Dump.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2021 yang menyatakan bahwa FABA tidak lagi dianggap sebagai limbah B3, melainkan terdaftar sebagai limbah non-B3, maka opsi penggunaan FABA sebagai pelapis yang dibuat oleh KPC menjadi solusi yang efektif. penggunaan FABA secara besar dan berkelanjutan. jumlah.

Sebelumnya, anak usaha BUMI ini juga memperkenalkan berbagai cara baru dalam pemanfaatan FABA, yakni sebagai bahan campuran batubara mentah untuk dijadikan batubara kadar rendah, sebagai pengganti bahan baku jalan raya, dan sebagai pengganti bahan baku pengerasan jalan. balok dan beton.

“BUMI juga berupaya keras dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik secara 4R. Hal ini mencakup berbagai program digitalisasi untuk mengurangi penggunaan kertas dan efisiensi proses, penggunaan sampah organik dengan peralatan pengomposan, penggunaan ban bekas sebagai struktur tetesan pada tanah daur ulang, dan penyulingan sampah plastik. bahan bakar,” tambahnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours