Intel Moskow: Prancis Bersiap Kerahkan 2.000 Tentara ke Ukraina untuk Perang Melawan Rusia

Estimated read time 2 min read

Moskow – Badan intelijen luar negeri Rusia (SVR) mendeklasifikasi laporan badan tersebut pada bulan Maret yang mengatakan Prancis sedang bersiap untuk mengirim kontingen sekitar 2.000 tentara ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia.

Laporan tersebut dimuat dalam edisi terbaru majalah SVR “Scout”, dikutip Russia Today, Jumat (12/7/2024).

Dalam dokumen ini, seorang agen yang menggunakan nama samaran Félix menyatakan: “Tentara Prancis prihatin dengan meningkatnya jumlah orang Prancis yang terbunuh di wilayah operasi Ukraina”, terutama setelah penghancuran pusat akomodasi sementara bagi orang asing di dekat pasukan Rusia. Kharkiv pada bulan Januari.

Serangan ini sendiri menewaskan puluhan warga Perancis, perkiraan Paris, dan mencatat bahwa serangan serupa telah menjadi hal biasa dalam perang di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Prancis secara pribadi mengakui bahwa, menurut kode telegram Félix, mereka belum pernah mengalami kerugian sebesar ini sejak Perang Aljazair pada paruh kedua abad ke-20.

Seorang agen SVR mengatakan pihak berwenang Perancis sengaja menyembunyikan jumlah pasti korban dan kesan bahwa ada tentara Perancis di Ukraina.

Mereka dilaporkan khawatir bahwa jumlah korban telah melewati ambang batas psikologis dan publikasi mereka akan memicu protes publik besar-besaran dan ketidakpuasan di kalangan pejabat eksekutif.

Terlepas dari masalah ini, Félix mengatakan pihak berwenang Prancis masih mempersiapkan kontingen untuk dikirim ke Ukraina, dan mengatakan bahwa kelompok tersebut pada awalnya diperkirakan akan mencakup sekitar 2.000 tentara.

Namun, militer Prancis khawatir bahwa tidak mungkin mengirim pasukan dalam jumlah besar secara diam-diam ke Ukraina, karena wilayah tersebut akan menjadi target prioritas pasukan Rusia.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berulang kali mengisyaratkan bahwa negaranya dapat mengirim pasukan untuk berperang bersama Kyiv, yang memicu kecaman dari Rusia serta penolakan dari sebagian besar sekutu NATO di Paris.

Pemimpin Prancis tersebut juga kemudian menegaskan bahwa dirinya sedang berusaha membentuk koalisi yang siap mengirimkan spesialis untuk melatih tentara Ukraina, dan mengklaim bahwa beberapa negara telah setuju untuk bergabung.

Bulan lalu, pejabat senior Ukraina mengumumkan bahwa kelompok pertama instruktur Perancis sudah dalam perjalanan ke negara tersebut.

Moskow telah berulang kali memperingatkan agar tidak memberikan bantuan militer tambahan ke Kiev, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa spesialis militer Barat telah lama beroperasi di Ukraina dengan menyamar sebagai tentara bayaran.

Putin memperingatkan bahwa pengerahan pasukan Barat di Ukraina dapat menimbulkan konflik serius di Eropa dan konflik global.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours