Intensifkan Budaya Baca dan Literasi, Perpusnas Ajukan Tambahan Dana Rp375 Miliar

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mengusulkan tambahan anggaran tahun anggaran 2025 senilai Rp375 miliar. Tambahan anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan budaya membaca dan literasi masyarakat.

“Tambahan anggaran ini akan kami alokasikan untuk 18 kebutuhan, dan salah satu yang cukup besar yakni Rp 189 miliar akan kami gunakan untuk program pemberdayaan perpustakaan desa. Kami memberikan buku dan juga pelatihan bagi petugas pengelola perpustakaan,” ujarnya dalam siaran pers Kamis (6/6/2024).

Usulan penambahan anggaran Perpusnas dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Perpustakaan Nasional dan Komisi X DPR RI yang digelar di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Baca Juga: Tingkatkan Minat Baca, Perpusnas akan Salurkan Buku ke 10 Ribu Perpustakaan dan TBM

Sebelumnya, pagu indikatif Perpusnas tahun anggaran 2025 sebesar Rp721.684.484.000. Dijelaskannya, pada tahun 2024 Perpusnas akan mencetak 10 juta eksemplar buku yang akan didistribusikan ke 10.000 desa yang masing-masing akan menerima seribu buku.

Melalui program ini, Perpustakaan Nasional berupaya mendekatkan bahan bacaan kepada masyarakat melalui perpustakaan, taman baca masyarakat, dan pojok baca di desa-desa.

Selain itu, Plt. Kepala Perpusnas mengatakan, untuk mencapai cakupan yang lebih luas, diperlukan tambahan anggaran pada tahun-tahun berikutnya.

Baca Juga: Perpusnas, Sekretariat Kementerian Negara dan Kementerian Luar Negeri Kenalkan Program TPBIS di Colombo Plan

“Tahun depan kami perkirakan jumlahnya akan lebih banyak mengingat saat ini sudah ada lebih dari 83 ribu desa dan mukim. “Kalau setahunnya hanya 10.000 eksemplar, butuh waktu hingga delapan tahun,” jelasnya.

Dijelaskannya, diperlukan juga anggaran tambahan untuk mengolah bahan perpustakaan yang dikumpulkan Perpustakaan Nasional dari penerapan UU No. 13 Tahun 2028 tentang Penyajian Karya Cetak dan Rekam (SSCKKR).

Menurutnya, saat ini ada sekitar 512 ribu buku SSCKKR yang sudah terkumpul dari penerbit namun belum diolah untuk bisa dilepas ke publik. Dan jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X PDR RI Abdul Fikri Faqih menyatakan dukungannya terhadap usulan tambahan anggaran yang diajukan Perpustakaan Nasional. Namun, Komisi

Menurut anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini, infrastruktur juga menjadi bagian penting dan harus digarap oleh Perpustakaan Nasional untuk menangani total koleksi Perpustakaan Nasional sejak diberlakukannya UU SSKKR.

“Karena karya yang dipresentasikan di Perpusnas merupakan kekayaan intelektual negara, maka harus disimpan dan didokumentasikan dengan baik”, tegasnya.

Baca juga: Perpusnas dorong tumbuhnya Akademi Literasi tingkatkan minat baca

Wakil Ketua Komisi Terkait pengembangan perpustakaan sekolah, ia meminta Perpustakaan Nasional terus menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk mengatasi situasi perpustakaan sekolah yang masih langka di berbagai daerah.

“Demikian pula perolehan dana bahan perpustakaan harus mengikuti tren dan kita juga sepakat bahwa koleksi digital itu penting. “Namun koleksi buku cetak tetap menjadi kekuatan kami,” kata anggota parlemen dari Fraksi Partai Kelas Pekerja itu.

Namun menurutnya, saat ini banyak pemerintah daerah yang menyadari peran perpustakaan sebagai pusat literasi yang juga mencerminkan kemajuan suatu daerah.

Pada kesempatan ini, KPU

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours